SYAKHRUDDIN.COM – Bupati Bulukumba, H.Zainuddin Hasan, mengambil sumpah dan melantik Drs. Andi Akrim Amir di ruang pola Kantor Bupati Bulukumba. Kamis 11 Juli 2013 menggantikan pejabat lama yang memasuki masa pensiun Sdr. Nawaling. R, Sos.
Andi Akrim sebelumnya menjabat salah satu Kabid di Instansi Dinas Tata Ruang Kab. Bulukumba, sebelumnya lama berkiprah di Bappeda Bulukumba.
Kariernya terus menanjak, apalagi ybs pernah aktif diberbagai organisasi sosial, seperti karang taruna dan FK-PSM Bulukumba.
Dengan penggantian ini, diharapkan BPBD Bulukumba yang ditinggalkan Sdr.Nawaling karena memasuki masa purnabakti per tgl 1 Juli 2013, dapat semakin maju dan berkembang, terutama dalam penanganan bencana baik sebelum, sedang maupun pascabencana.
Jika kita kembali melakukan kilas balik keberadaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bulukumba, berawal saat dipimpin Ir. Harun yang tercatat sebagai Kadis Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Bulukumba.
Kala itu cikal bakal terbentuknya BPBD sudah mengelola bantuan pascabencana sebesar Rp 8,8 milyar, anggaran yg akan digunakan untuk membiayai, inprastruktur jalan dan tanggul pantai serta Pos Komando Taruna Siaga Bencana (Tagana) yang kini berdiri megah, di samping Kantor Disnakertransos Jalan Serikaya Bulukumba.
Kepemimpinan bupati masih dijabat Andi Syukri Sappewali.Melalui keputusan DPRD Bulukumba No. 9 tahun 2011 tgl 27 Des 2011, resmilah di bentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bulukumba, dibawah kepemimpinan Bupati H.Zainuddin Hasan dengan pejabat pertama dipangku oleh Dra.Andi Herlina selama dua tahun.
BPBD Bulukumba dibawah kepempinan Andi Lina, demikian ia biasa disapa stafnya, mengalami stagnasi, apalagi masa itu Tagana Bulukumba masih sangat eksis karena Sdr.Nawaling dari Disnakertransos, menjadi koordinator Tagana Kabupaten Bulukumba.\
Sangat cepat dalam penanggulangan bencana di daerah itu. Bupati Zainuddin, langsung melakukan mutasi, setelah mengevaluasi kinerja SKPDnya.
BPBD termasuk salah satu SKPD yang perlu dibenahi, karena selama dua tahun keberadaannya seakan mati suri, sehingga perlu melakukan langkah prningkatan kinerja, melalui mutasi besar-besaran dan menempatkan personil kebencanaan.
Sesuai dengan kecakapannya. Mutasi yang berlangsung tgl 11 Mei 2012, menjadikan mantan Kabid Pelayanan Rehabilitasi Bantuan Kesos, Drs.Nawaling.R,Sos yang saat itu tengah berada di Jakarta, dipanggil mendadak kembali.
Untuk dilantik dan menduduki jabatan selaku Kepala BPBD menggantikan Andi Herlina yang dimutasi menjadi Sekretaris pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Bulukumba.
Di tangan kepemimpinan Sdr.Nawaling inilah, BPBD Bulukumba mulai di kenal masyarakat, berkat keterampilan dan kemampuan lobby yang dimiliki, akhirnya berhasil mendatangkan berbagai peralatan dan fasilitas penanganan bencana ke Bumi Panrita Lopi.
Berbagai gebrakan dilakukan, diantaranya mendatangkan, mobil unit RTU (Resque Tactical Unit), sepeda motor dua buah, peralatan bencana, mulai dari tenda hingga genset dan sarana komujikasi.
Selain itu, dari tangan dingin Sdr.Nawaling, juga memperjuangkan melalui dana APBD dana kesejahteraan petugas pemadam kebakaran, yang merupakan unit penanggulangan bencana, semula berada di Dinas Bina Marga.
Kini disatukan menjadi salah satu unit penanggulangan bencana di BPBD Bulukumba, dengan tingkat kesejahteraan yang diperoleh sekarang, sesuai ketentuan Upah Minimun Regional.
Keberhasilan Sdr.Nawaling memimpin BPBD Bulukumba, membuat banyak orang tercengang dan mengacukan jempol kepadanya, termasuk Bupati Zainuddin Hasan, sehingga pernah berfikir untuk memperpanjang masa jabatannya.
Hanya saja, ketentuan perundangan-undangan menghendaki memasuki usia pensiun pada umur 56 tahun per tanggal 12 Juni 2013. Kepemimpinan Sdr. Nawaling yang fenomenal di Bulukumba hampir mirip dengan gaya Jokowi di Jakarta.
Pengabdiannya yang tulus telah dijalani dengan penuh keikhlasan, bagaimana nasib Sdr. Nawaling pascapurna bakti, menurut beberapa kalangan di Bulukumba, bahwa dirinya masih dibutuhkan oleh Bupati Zainuddin untuk tugas dibidang lain, pada posisi yang berbeda, salamaki.