Warga Banda Aceh dan kawasan Sumatera Utara pada umumnya, panik saat gempa berkekuatan 8,5 SR terjadi pada hari Rabu, 12 Maret 2012 Pukul 15.38 WIB. Pri Harjadi Deputi Bidang Geofisika BMKG (Badan Meterologi Klimatologi dan Geogofisika) yang berkomentar melalui TV-One.
Mengingatkan kepada warga Aceh dan sekitarnya untuk mengungsi, karena kekuatan gempa 8,5 SR dapat berpotensi tsunami, hingga saat tulisan ini naik cetak, peringatan dini tsunami belum di cetak.
Kasubdit Tanggap Darurat Kementerian Sosial R.I., Victor Siahaan dan stafnya Iyan Kusmadiana yang kebetulan berada di Makassar dalam rangka mempersiapkan Kemah Bhakti Tagana Kawasan Timur & Tengah yang diikuti 22 provinsi, mengatakan.
Bila kondisi ini terus berlangsung maka tidak menutup kemungkinan terjadinya tsunami di Banda Aceh, Sumatera dan sekitarnya.
Gempa yang terjadi dengan magnitu 8,5 kemudian menurun 8,1 terus membutuhkan waktu dua jam untuk menanti gelombang yang akan membumihanguskan warga yang ada di pinggiran pantai.
Kepanikan yang terjadi di Banda Aceh dan sejumlah daerah di kawasan Sumatera Utara, sesuai dengan pengetahuan umum masyarakat.
Agar bila terjadi hal-hal yang seperti dan air laut turun secara mendadak maka sebaiknya segera meninggalkan daerah atau kawasan pantai bilamana tidak mau menjadi korban tsunami.
Sementara itu, dari Bandung di kabarkan kalau ahli gempa DANNY HILMAN dari ITB Bandung mengatakan, kalau gempa di Aceh bukan MEGATRUST sebagaimana yang banyak diramalkan para ahli, Megatrust yang diramalkan para ahli akan terjadi di Pulau Siberut Sumaterea.
Dengan demikian gempa skala 8,5 SR yang terjadi pada hari ini, bukan gempa yang dihawatirkan karena lokasinya berada di lautan dalam Samudera Hindia, tuturnya.
Namun sebagai orang yang beriman, tentunya dibutuhkan kearifan untuk segera meninggalkan pantai disaat kondisi air sudah turun sekitar sepuluh meter dari pinggir pantai karena siaga jauh lebih baik di banding tidak pernah siaga.
Semoga peristiwa kepanikan yang terjadi di Serambi Mekah ini tidak membawa korban jiwa yang banyak, dan tentunya doa senantiasa kita lantunkan.
Sementara itu kesiapan aparat TNI dan POLRI bersama dukungan komponen penolong sudah siap dan selalu bersiaga untuk mengantisipasi datangnya bencana.
Semoga saja Banda Aceh bisa kembali terkendali sebagaimana sedia kala, sebelum terjadi gempa dahsyat yang terjadi tanggal 26 Desember 2004 yang silam, karena itu kewaspadaan harus selalu kita tingkatkan.