SYAKHRUDDIN.COM – Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengatakan pelaksanaan pemilu pada bulan April 2024 tidak bisa ditunda. “Waktu Pemilu 2024 harus dilaksanakan.
Kalau gubernur, bupati, dan wali kota masih bisa pelaksana tugas, sementara presiden tidak bisa,” kata Mendagri dalam rapat kerja bersama Komisi II DPR RI di Jakarta, Senin, 15 Maret 2021.
Dilansir dilaman Tempo, Belajar dari Pemilu 2019, kata Mendagri, pada prinsipnya terlaksana dengan cukup baik meskipun ada dinamika yang terjadi di tengah masyarakat. “Situasi kambtibmas dapat dikendalikan dan tidak terdapat konflik yang dapat mengganggu stabilitas keamanan,” ujarnya.
Menurut Mendagri cukup baiknya Pemilu 2019 diukur dengan indikator tingkat partisipasi pemilih sangat tinggi 81,93 persen atau 192,7 juta warga Indonesia menggunakan hak pilihnya. Pemilu dilaksanakan di 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota dengan 813.336 tempat pemungutan suara.
Selain itu, terdapat 262 sengketa Pemilu 2019 dengan perincian satu sengketa pilpres, 10 sengketa pemilihan DPD, dan 251 sengketa pemilihan DPR/DPRD. “Terdapat 866 petugas yang meninggal dunia dan 5.175 petugas yang sakit. Ini menjadi catatan bagi kita,” kata Mendagri.
Menurut Tito pilkada serentak 2020 juga dapat menjadi pengalaman untuk Pemilu 2024. Pilkada digelar di 270 daerah dalam kondisi pandemi Covid-19. “Kita juga melaksanakan cukup baik, tidak terdapat konflik siginifikan meskipun dengan tantangan di tengah pandemi,” kata Tito.
Mendagri menyatakan tingkat partisipasi pemilih pada Pilkada 2020 sangat tinggi sebesar 76,09 persen dari 100 (***)