SYAKHRUDDIN.COM – Deputi Bidang Pencegahan BNPB Lilik Kurniawan mengatakan hingga hari ini tercatat ada 31 kejadian gempa bumi di Sulawesi Barat (Sulbar). Dia mengatakan tren gempa susulan di Sulbar sudah menurun.
“Trennya sudah jarang sekali. Harapan kami tak berlangsung sama. Ini berbeda dengan di Palu, karena waktu itu percepatan pergerakan (Sesar) Palu Koro dengan Mamuju ini berbeda,” kata Lilik dalam jumpa pers online yang disiarkan YouTube BNPB, Senin (18/1/21).
Dia mengatakan saat ini BMKG juga sudah memasang alat diseminasi informasi. Jadi, jika kembali terjadi peristiwa gempa bumi, informasi akurat bisa cepat disampaikan kepada masyarakat.
Dilansir dilaman detikcom, dalam kondisi bencana, masyarakat butuh mendapatkan informasi kredibel untuk menghadang berita bohong (hoax). Jadi masyarakat tidak terpengaruh hoax sehingga membuat mereka panik.
“Dalam beberapa hari ke depan, gempa susulan masih akan terjadi. Harapan kami tak ada gempa merusak,” katanya.
Lilik mengatakan saat ini tren intensitas gempa sudah menurun. Dia berharap gempa susulan bisa selesai.
“Namun ini kelihatan sekali dalam tabel kami, tabel menurunnya turun drastis. Harapan kami tak akan berlangsung lama. Tentunya dalam beberapa hari ke depan masih akan ada gempa susulan dan tentunya yang kami harapan tak signifikan dan semoga tak dirasakan,” kata dia.
“Karena ini bagian dari pelepasan energi, setiap kali ada gempa merusak, selalu akan diikuti pelepasan gempa susulan. Dan tentunya intensitas dan jumlahnya lama-kelamaan akan menurun dan pada akhirnya nanti akan berhenti dan Mamuju normal kembali, dalam jangka waktu ke depan,” tambahnya.
Dia menambahkan BMKG juga sudah memasang peralatan untuk menghitung percepatan tanah di sekitar Mamuju, termasuk memonitor gempa susulan. Dia menambahkan BNPB juga melakukan pemetaan kerusakan yang didasarkan pada analisis shake map yang sudah dirilis BMKG sebelumnya.
“Kita datangi pos pengungsian juga agar masyarakat tenang, tidak panik. Harapan kami, bisa kembali ke rumah masing-masing. Dan perlu dicatat, bila kondisi rumah sudah tidak memungkinkan ditinggali seperti miring, retak, dan sebagainya, sebaiknya tidak ditinggali,” ujar Lilik.
Sebelumnya, gempa juga terjadi di Majene dan Mamuju pada Jumat (15/1/21) lalu. Akibat gempa itu, hingga kini total 81 orang meninggal dunia dan 19.435 warga mengungsi.
Saat ini, tim SAR gabungan masih mencari korban. Bantuan dari BNPB, Kemensos, maupun pihak lainnya sudah dikirim ke Mamuju dan Majene (syakhruddin)