SYAKHRUDDIN.COM, PAPUA – Pencarian helikopter MI 17 milik TNI yang mengangkut 12 penumpang kembali dilakukan Minggu (9/2/2020) dengan memfokuskan ke kampung Mimin menggunakan helikopter.
“Memang benar saat ini sedang dilakukan pencaharian melalui udara dengan menggunakan helikopter milik sipil,” kata Dandim 1715 Yahukimo Letkol Inf Eko Budi dari Jayapura, Minggu (9/2/2020).
Dikatakan, pencarian melalui udara itu akan menyusuri kawasan kampung Mimin yang diduga tempat helikopter MI 17 yang hilang dalam penerbangan Oksibil ke Sentani 28 Juni 2019 lalu.
Dikatakan Letkol Inf Eko, helikopter swasta yang melakukan pencarian itu saat ini sudah terbang mengintari kawasan tersebut dengan membawa lima prajurit TNI.
Eko mengaku, kawasan perkampungan Mimin masih dianggap sakral oleh penduduk di Kabupaten Pegunungan Bintang dan saat melakukan pencarian pascahilang kontaknya helikopter milik TNI-AD, tim SAR tidak menyisir kawasan itu.
Sekedar mengingatkan kembali tentang peristiwa hilangnya Heli TNI tgl 28 Juni 2019 bahwa Helikopter TNI hilang kontak, mengangkut 12 personil, terdiri dari 7 orang kru dan 5 personel Satgas Yonif 725/Woroagi.
Kapendam XVII/Cenderawasih, Kolonel Inf M Aidi saat dimintai konfirmasi, mengungkapkan kontak terakhir dengan helikopter, pada pukul 11.49 WIT di ketinggian 7800 ft, 6 NM ke utara.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Jayapura, Putu Arga Sujarwadi membenarkan bahwa helikopter TNI dilaporkan hilang kontak, dalam penerbangan dari Oksibil ke Jayapura, Papua.
Aidi mengatakan helikopter tersebut bertolak pada pukul 11.44 WIT. Seharusnya, helikopter mendarat di Sentani pukul 13.11 WIT.
“Sampai laporan ini diterima, belum didapatkan informasi tentang kedudukan pesawat tersebut.
Upaya pencarian sedang dilaksanakan dengan berkoordinasi pihak Basarnas Provinsi Papua dan mengerahkan satuan kewilayahan untuk mencari informasi keberadaan pesawat M-17,” kata Aidi
Helikopter ini, digunakan dalam misi pengiriman logistik ke pos udara pengamanan perbatasan (Pamtas) di Distrik Okbibab, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.
Saat heli terbang, kondisi cuaca dilaporkan baik dengan jarak pandang 6-7 km. Namun dari pantauan BMKG, pada sejumlah titik antara Oksibil dan Sentani berpotensi adanya cuaca ekstrem (beritasatu)