Setiap kali kita berhadapan dengan hari Jumat, maka banyak aktifitas warga yang dilakukan, ada yang memanfaatkan waktu jumat sebagai waktu kerja bakti, ada pula yang memanfaatkan sebagai “Jumat Ibadah”
Sebagaimana yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Gowa dan ada yang menjadikan hari Jumat sebagai “Jumat Keramat” seperti yang dilakukan Mantan Ketua KPK, Abraham Samad yang menahan kliennya setiap hari Jumat.
Hari Jumat di Kalangan Pegawai Negeri Sipil dan Orang-orang yang bekerja dalam Birokrasi, menyambut Hari Jumat sebagai saat yang tepat untuk memasuki saat libur panjang, untuk bersantai bersama keluarga di Hari Sabtu dan Minggu.
Tapi tidak dengan mereka yang gila kerja, mereka melakukan aktifitas sembari bersantai, sebagaimana yang bekerja di sebuah penerbitan, semua hari adalah hari-hari tersebuk, tinggal bagaimana memanfaatkan di setiap celah hari untuk bisa bersantai agar terhindar dari rasa bosan.
Jumat juga dapat dijadikan, saat untuk berenung di Masjid, karena sesungguhnya apa yang diperjuangkan setiap hari pada akhirnya juga kita akan meninggalkan dan kembali kehadirat-Nya berbekal dengan kain “Kapan” dan segala amal-amal yang dilakukan di mayapada ini.
Sementara itu di Kota Bandung yang dilanda longsor, di GorontaLo dimana Sungai Limboto yang meluap sehingga memenuhi ruang kerja Kapolres, dan di Kabupaten Luwu Sulawesi Selatan hingga saat tulisan ini terpublish, masih juga mengalami kebanjiran. Dari peristiwa alam ini, kita harus kembali mengambil hikmah dan hakekat yang terkandung didalamnya.
Jumat ibadah, Jumat keramat atau apapun namanya , mari kita kita memaknai bahwa sesungguhnya manusia setiap hari dianugrahi sinar surya dan sarana kehidupan yang sangat terhitung, akan tetapi manusia terkadang kurang bersyukur akan nikmat yang diperoleh selama ini.