Setiap kali menjelang akhir Ramadan, Umat Islam melaksanakan “Ittikaf” atau berdiam diri di Masjid. Bahkan di zaman Rasulullah, sepuluh hari terakhir lebih banyak berdiam diri di masjid, melakukan dzikir, sholat tobat, tahajud dan mengaji serta amalan-amalan lainnya kepada Allah SWT.
Di era kekinian terasa kontras, kita dapat menyaksikan anak cucu Adam, menjelang akhir puasa Ramadan lebih banyak menghabiskan waktu di Mol-mol atau supermarket untuk mencari keperluan lebaran. Disinilah perbedaan kita dengan umat-umat terdahulu, bila umat terdahulu lebih banyak mengejar kepentingan akhirat sebaliknya dewasa ini lebih mementingkan kebutuhan di duniawi.
Tauziyah subuh di Masjid Al-Abrar Gunungsari Makassar, Sabtu 19 Juli 2014 juga membahas perihal “Ittikaf” bahwa sesungguhnya yang dimaksudkan dengan “Ittikaf” itu adalah berdiam diri di masjid untuk menghadap ridho Allah SWT.
Adapun yang menjadi syarat-syarat untuk melakukan”Ittikaf” itu menurut penuturan sang Ustaz diantaranya, harus berniat, akil baliq, suci dari hadas besar dan kecil dan harus dilakukan di Masjid.
Semua ini dilaksanakan untuk mengharapkan ridho Allah SWT. sekaligus mensyukuri segala nikmat yang telah kita peroleh selama ini. Bila kita mau mensyukuri nikmat Allah, khususnya udara yang kita hirup dengan bebas dan gratis ini, dibandingkan dengan mereka yang ada di rumah sakit, hanya untuk sekedar bernafas harus dibantu dengan oksigen, yang harganya cukup besar.
Bandingkan dengan mereka yang harus cuci darah setiap minggu, mereka yang sakit gigi atau gagal ginjal dan sejumlah penyakit lainnya dan saat ini tengah terbaring di rumah sakit. karena itu marilah kita mensyukuri segala nikmat yang telah kita peroleh ini dengan banyak-banyak mengucap syukur kepada-Nya. Maka sebagai salah satu pembuktian kita sebagai hamba, mari merenungkan diri dan mengevaluasi apa yang telah kita raih melalui sebuah perenungan dalam bentuk “Ittikaf”.
Semoga Allah SWT. Senantiasa memberikan petunjuk dan hidayat-Nya kepada kita sekalian, khususnya para pembaca blog “syakhruddin.com” sehingga dapat kita mengakhiri Ramadan dan keluar sebagai pemenang dengan gelar sebagai hamba yang muttaqien, Salamaki. !!!