Suasana subuh di bulan suci ramadan 1435 H terasa semakin syahdu. Ada beberapa hal yang menjadi ukuran kesyahduan itu, diantaranya karena sudah tidak ada lagi bunyi petasan, yang biasanya dilakukan oleh anak-anak yang biasa berkumpul di halaman Masjid Jami Al-Abrar Gunung Sari Makassar.
Bila menyimak diawal ramadan, begitu banyak jamaah yang memenuhi lantai dua Masjid Jami Al-Abrar Makassar. Anak-anak yang datang dari berbagai kalangan, bergerombol memenuhi masjid seraya membunyikan petasan.
Dor … dor …dooor, suara petasan itu membuat jamaah kadang terganggu, akan tetapi memasuki babak akhir ramadan, suara itu kini berangsur hilang dengan sendirinya, mungkin saja dana pembeli mercon sudah habis, atau uangnya digunakan untuk membeli baju lebaran.
Kini hanyalah jamaah tetap yang selalu setia datang dan mengisi shaf shaf jamah. Kemanakah jamaah yang lain ??? tidur atau bermalas-malasan di rumah, padahal Allah telah menyampaikan melalui firmannya, “Nikmat apa lagi yang engkau dustakan” sebagaimana sering kita dengar dari menara masjid, “Fabiayyi alah irabbi kumatu kajjiban”
Insan memang kadang tak tahu diri, tidak pandai mensyukuri nikmat, padahal bila kita mau berkaca dan meyakini akan kebenaran Al-quranul kariem pada ayat yang berbunyi, apabila umatku mensyukuri nikmat yang kuberikan, niscaya akan kutambah nikmat itu.
Oleh sebab itu, mari di sisa akhir ramadan 1435 H, kita meningkatkan istiqfar, dzikir dan banyak bersedekah, agar apa yang terkandung dalam bulan suci Ramadan, dapat kita peroleh hikmah dan pelajaran yang hakiki dan pada gilirannya nanti, kita keluar dengan predikat sebagai hamba yang muttaqien.
Kondisi di sisa akhir Ramadan, di kalangan birokrasi Indonesia akan disibukkan dengan kondisi, dimana para staf atau bawahan dari seorang pemimpin senantiasa mengharap ada “Hadiah Lebaran” alias “Angpao” demikian halnya dengan para wartawan bodrex akan mendatangi setiap instansi untuk mendapatkan lembaran Sudirman. Pendek kata, sisa akhir ramadan akan disibukkan dengan kondisi yang bertolak belakang dengan isi masjid. Kalau di awal ramadan semua shaf di masjid-masjid terisi penuh, alhamdulillah.
Akan tetapi menjelang akhir ramadan yang merupakan malam pembebasan dariapi neraka, ternyata shaf di masjid makin maju karena jamaah sudah berkurang sementara di pusat perbelanjaan semakin padat dan ramai.
Semoga kita semua, dapat melaksanakan puasa di bulan suci ramadan 1435 H tanpa harus berkeluh kesah, karena tidak ada lagi hadiah lebaran bagi mereka yang purnatugas akan tetapi di sisa akhir ramadan ini, lebih banyak berdiam diri di Masjid sebagaimana dicontohkan oleh Nabiullah Muhammad SAW. Baginda Rasulullah memperbanyak dzikir di masjid sembari beritikaf untuk mendapatkan pencerahan kalbu dari Sang Khalik.
Bagaimana dengan kita yang berada di era kekinian ? Tentu kita juga berharap, paling tidak mendapatkan nikmat dan berharap untuk bertemu dengan ramadan yang akan datang, karena tak ada jaminan bagi hamba untuk bertemu dengan ramadan di tahun mendatang, salamaki.