
Setelah pulih dari serangan amandel yang membuatku harus mendekam di rumah selama tiga hari dari tanggal 11 s/d 13 Desember 2013 yang membuat berbagai program kerjaku terhambat, termasuk menghadiri “Jambore dan Bhakti Sosial TAGANA di Cangkringan Kota Yogyakarta” yang berlangsung tanggal 12 s/d 15 Desember 2013 dan di ikuti 8 provinsi di Kawasan Barat Indonesia.
Waktu telah berlalu, tak perlu lalu ditangisi, terlebih lagi kemenakan yang kawin kembar di Gedung Juang 45 Makassar yang berlangsung Jumat 14 Desember 2013 dalam suasana hujan yang rintik-rintik, namun demikian sanak-famili dan para tetamu tetap hadir karena sudah merupakan budaya lokal bagi etnis Bugis Makassar yang seakan-akan merasa ada kehilangan sesuatu, bilamana tidak hadir di acara pesta sanak family.
Kesibukan, kegagalan, kekecewaan maupun kebahagian silih berganti, itulah kehidupan bagi anak cucu adam, diperputarkannya kondisi kehidupan laksana siang dan malam, sehingga bagi mereka yang tidak mampu menerima sebagai sunnatullah, maka sebahagian ada yang hanya menangisi kepergiaan waktu yang terus bergulir tanpa pernah mau berikhtiar bagi sesungguhnya semua ini adalah sandiwara kehidupan.
Mensiasati semua pergulatan hidup itu, maka menjelang petang di hari Sabtu 15 Desember 2013 kami memboyong anak-anak ke Trans Studio Makassar, sebuah mol yang cukup megah yang terletak di Kawasan Metro Tanjung Bunga Makassar. Kawasan ini tentu merupakan salah satu lokasi yang tepat untuk menikmati sunset di senja hari.
Selain itu, Si Putih “Ertiga” pada pagi harinya sudah dimasukkan di Pusat Service Suzuki PT Megahsejahtera Jalan Gunung Latimojong No. 68 Makassar untuk penggantian olie dan perawatan rutin, prinsipnya semua komponen harus selalu dalam pemeliharaan yang rutin, sehingga penggunaannya nyaman dan menyejukkan hati. Walaupun semua itu sudah menjadi tekad namun ada ada saja yang terkendala sehingga membuat segalanya menjadi batu sandungan.
Konon salah seorang rekan Penulis yang tidak mendapatkan informasi dariku membuatnya “meradang” betapa tidak, kunjungan ke Yogya yang gagal karena sakit dan pertapaan perangkat email, facebook maupun canda lainnya, semuanya seakan sedang “Bertapa”. Diam dalam kesunyian dan tanpa berkabar secuil katapun juga. Hal ini memang sengaja diciptakan agar bisa menjadi ajang kontemplasi dalam proses menuju kearah kesepahaman yang hakiki.
Bagaimana jalannya proses sebuah “Pertapaan” dalam kaitannya dengan menikmati senja di Trans Studio, mariu kita nantikan dalam serial lanjutan berikutnya, salamaki.
www. syakhruddin. com SMS : 081 2424 5938 email : syakhruddin@gmail.com atau syakhruddin@yahoo.co.id
Pin BB : 2A2 FC 722 Android : 7BCE 92D9