Suasana Kota Makassar yang kini memproklamirkan diri sebagai “Makassar Menuju Kota Dunia” sedang dilanda hujan di petang hari, sehingga suasana malam Minggu, 8 Desember 2013 sedikit adem. Bagi kalangan muda belia inilah saat yang tepat untuk Wakuncar (Waktu kunjung pacar) tapi bagi generasi kami yang telah memasuki masa purnatugas, sebaiknya berdiam diri saja di rumah sembari berselancar di dunia maya.
Kondisi itu membuatku selalu bersemangat karena di dunia maya terdapat tantangan, pengetahuan dan kelucuan yang membuat referensi sebagai bahan mengajar kepada Mahasiswa, maka benarlah apa yang diajarkan dalam Al-Quranul kariem, “Belajarlah dari buaian hingga ke liang lahat”. Makna yang terkandung di dalamnya agar tetap memiliki semangat belajar sepanjang hayat.
Maka semua komponen pendukung seperti radio, bahan pustaka, televisi, perangkat Orari dan semua peralatan yang menghubungkan dunia luar, selalu siaga di sekitar ruang pustaka yang kebetulan dekat dengan tempat tidur. Intinya dibuat kondisi senyaman mungkin, sebagaimana ungkapan “Baiti-jannati” rumahku adalah sorgaku.
Menelusuri kehidupan di mayapada ini, terkadang seorang hamba ingin menantang kodrat, tak mau pensiun, maunya muda terus dan selalu mau yang terbaik, padahal kehidupan berputar, yang tua akan berlalu sementara yang muda muncul dan menggeser yang senior, itulah sunnatullah, dan seorang hamba harus menerima semua itu, baik ikhlas maupun terpaksa.
Pada renungan malam kali ini, ku coba untuk menakar diri dan merasa syukur Alhamdulillah, karena sudah melewati masa pengabdian 32 tahun dengan selamat, selanjutnya memamsuki masa untuk menikmati kehidupan dengan segala fenomena yang mengiringinya.
Akan tetapi bila seorang hamba mau menyadari semua itu, maka pilihannya hanya satu, menerima lalu berserah diri kepada “Sang Khaliq” serta mempersiapkan diri untuk menuju keabadian, tempat dimana manusia akan kesana termasuk anda para pembaca.
Renungan malam telah memberiku inspirasi yang mendalam tentang kehidupan, tentang cinta dan tentang akhlak yang mulia, semua terpulang pada pribadi masing-masing, mau bersyukur atau mengingkari rakhmat yang telah diperoleh selama ini.
Perenungan memang amat dibutuhkan untuk mengetahui sudah sejauhmana kita telah melakukan aktifitas, demikian halnya dengan rekan-rekan lainnya yang seangkatan penulis memasuki masa pensiun, mereka mencari jalan hidup dengan caranya masing-masing. Seseorang yang ada dikejauhan menyebut dan menjuluki diriku sebagai insan yang multitalenta, sehingga tak habis-habisnya ide cemerlang di usia yang sudah mulai menjelang ashar.
Tantangan itu pula yang membuatku untuk selalu belajar dan mengajar, hanya ada satu permasalahan yang harus memerlukan energi extra yaitu pemahaman tentang bahasa asing, ini yang luput di masa lalu, sehingga ada ungkapan, kalau belajar di waktu kecil itu akan membekas sedangkan di masa tua belajar bagaikan menulis di batu licin, gampang hilang, tapi bagi seorang pejuang dia selalu berkata, never say,never again. Selamat membaca !!!
Salam Takzim,
website : syakhruddin.com SMS : 081 2424 5938
email 1 : syakhruddin@gmail.com Pin BB : 2A2 FC 722
email 2 : syakhruddin@yahoo.co.id Pin Android : 7BCE 92D9
HP Alternatif : 0878 4217 6989 – HP. 0896 9526 7889