SYAKHRUDDIN.COM – Mengakhiri masa bakti pada institusi Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan, Ane kembali membuka berkas lama dan menemukan selembar foto yang bertanggal 3 s/d 7 April 2006 di Grand Lembang Hotel.
Foto kenangan itu merupakan “cikal bakal” terbentuknya TAGANA di Indonesia.
Saat itu, utusan Sulawesi Selatan, termasuk Penulis bersama Sdr. Muhlis Moed, yang ditunjuk sebagai ketua kelas pada pelatihan pertama Tagana, masa itu jabatan Kabid Banjamsos dijabat oleh (alm) Drs.Zafrullah Riza.
Di Lembang Jawa Barat para peserta utusan dari 33 provinsi, diberi baju kaos warna putih dan seperangkat peralatan kebencanaan.
Pelatihannya di gembleng dengan ketat oleh satu tim dari Departemen Sosial R.I. bersama unsur TNI yang dilibatkan untuk membantu Panitia Pelaksana dalam mensukseskan pemantapan TAGANA perdana di Indonesia.
Menurut Panglima Besar TAGANA Indonesia, Drs. Andi Hanindito,M.Si sengaja hari ini kami berikan baju putih, agar dalam perjalanan TAGANA ke depan, jangan ada warna dulu, kita baru lahir, suci dan murni.
Kalau Karang Taruna biru, maka kita masih menggunakan baju putih, agar kalian berfikir jernih dan semata-mata untuk pembentukan sebuah kesatuan yang memiliki jiwa korsa dibawah satu sistim komando dengan
Motto : One Command, One Rule dan Corps.
Dari kegiatan pemantapan ini, maka secara serentak di seluruh Dinas Sosial se-Indonesia melaksanakan kegiatan pelatihan Dasar TAGANA pada masing-masing provinsi.
Hingga dilaksanakan Jambore I,II,dan III di Cibubur dilanjutkan dengan Jambore Ke-IV di Kiara Payung dengan Direktur PSKBA, Drs. Moch. Helmy.
Perjalanan waktu, terus berputar, mutasi Direktur silih berganti, akan tetapi TAGANA yang berjumlah 33.000 se-Indonesia sudah telanjur besar dan punya sistim komando yang utuh di Salemba Raya No. 28 Jakarta.
Persoalannya sekarang, bagaimana potensi yang besar menjadi kekuatan utama bagi Kementerian Sosial R.I. untuk memfungsikan secara maksimal dalam penanganan bencana, baik sebelum, sedang maupun sesudah bencana berlangsung.
Sebagai organisasi sosial yang berbasis masyarakat, maka Kementerian Sosial melalui Dinas Sosial pada masing-masing provinsi, diharapkan mampu memberdayakan potensi ini.
Sebab bila tidak maksimal dalam pembinaan, maka dapat dipastikan, kelak Dinas Sosial akan ditinggalkan menuju ke institusi lain yang saat sedang giat-giatnya membentuk kelompok relawan.
Bagaimana kiprah TAGANA ke depan, kembali kita diperhadapkan, sejauhmana institusi sosial di masing-masing kabupaten/kota untuk melakukan pemantapan dan pembinaan secara berkala.
Sehingga potensi sumber kesejahteraan sosial dalam penaganan bencana ini, menjadi kekuatan inti sekaligus menjadi ikon dari kementerian Sosial R.I. dan Dinas Sosial pada level provinsi, kota maupun kabupaten.
Selamat berjuang wahai TAGANA INDONESIA dan tetaplah memiliki “Semangat Pagi”, Padamu Negeri Jiwa Raga kami, salamaki
1 thought on “Cikal Bakal TAGANA”
aq masih kurus saat itu sungguh luar biasa kenangan itu muga kedepan bisa lebih berkembang lagi pak
aq masih kurus saat itu sungguh luar biasa kenangan itu muga kedepan bisa lebih berkembang lagi pak