SYAKHRUDDIN.COM – Suasana Subuh di hari Rabu,16 Januari 2013 cuaca hujan yang beranjak dari suasana gerimis hingga hujan deras dan kembali gerimis saat usai sholat subuh.
Sungguh suasana yang penuh dengan kesyahduan, dimana para jamaah tetap datang dengan menggunakan payung dari berbagai ukuran dan warna.
Rata-rata jamaah, adalah mereka yang sudah berusia lanjut, duduk tafakur begitu khusyuk, menghadap di keharibaan ilahi rabbi.
Dimana generasi anak muda, kenapa tak hadir di masjid ini, akh… mereka masih hanyut dalam mimpi-mimpi indah dan balutan selimut yang menghangatkan tubuhnya.
Akan tetapi kenyataan sehari-hari, banyak mengalami musibah dan kematian adalah kalangan muda, mengapa mereka belum juga sadar untuk mempersiapkan diri menghadap ke hadirat ilahi rabbi.
Maut tak pernah memilih yang tua maupun muda, yang penting setelah tiba waktu dan masanya tiba, maka semua akan kembali menghadap kepada-Nya. Menyimak para jamaah yang sepuh.
Dahulu adalah orang-orang yang sangat berpengaruh di instansi masing-masing, baik dari kalangan militer, swasta maupun mereka yang berlatar belakang birokrat.
Mereka semuanya duduk bersimpuh dan begitu khusyuk, mengikuti alunan suara dari Imam Masjid Al-Abrar Gunung Sari Makassar. Suasana subuh yang diiringi hujan deras, tidak membuat mereka harus berdiam diri di rumah, melainkan begitu semangat bangun pagi dan bangkit dari pembaringan.
Dari mereka, Penulis belajar banyak tentang disiplin, tanggungjawab sosial maupun kearifan dan kesetiaan, untuk selalu hadir dalam setiap jadwal sholat berjamaah, bukankah dengan sholat berjamaah akan diangkat 27 derajat dari posisi yang ada sekarang.
Betapa dahsyatnya, kebahagiaan di suasana subuh, hanya diperoleh bagi mereka yang rajin menjemput suasana subuh yang penuh kebahagiaan.
3 thoughts on “Menjemput Subuh di Al-Abrar”
Artikelnya sangat menggugah namun memang diakui bahwa godaan yang tinggi untuk menikmati suasana hangat di dalam selimut sangat sulit diretas.
hanya berharap dan terus berharap semoga kedamaian, ketentraman, kesejukan dan kekhusu’an bisa juga dinikmati oleh pemuda pemudi, khususnya untuk pribadi.
Artikelnya sangat menggugah namun memang diakui bahwa godaan yang tinggi untuk menikmati suasana hangat di dalam selimut sangat sulit diretas.
hanya berharap dan terus berharap semoga kedamaian, ketentraman, kesejukan dan kekhusu’an bisa juga dinikmati oleh pemuda pemudi, khususnya untuk pribadi.
salam’ki pada salama’
Berkabarlah selalu
Merdekaaaaaa