SYAKHRUDDIN.COM – Sebentar lagi penanggalan, Jumat 1 Februari 2013 akan tiba, hari-hari terakhir di Kantor Dinas Sosial, Jalan A.P.Pettarani No.59 Makassar 90223.
Tepat penanggalan 1 Februari 2013 itu, merupakan saat untuk berhenti dari segala aktifitas perkantoran, karena itu sudah terhitung sebagai “Purnakaryawan” dengan predikat baru “Pensiunan”.
Banyak hal yang masih harus dikerjakan, namun waktu jualah yang akan memisahkan, tanggungjawab berikutnya berada pada Kepala Dinas Sosial Prov. Sulsel, Ir.H.Suwandi,M.Si, beliau tentu akan menunjuk pelaksana harian, Kabid Bantuan dan Jaminan Sosial (Banjamsos) pada Dinas Sosial Prov. Sulsel di Makassar.
Ke depan jabatan selaku Koordinator TAGANA Sulsel, dengan ikhlas akan diberikan dan julukan “Panglima” akan terus bertahta, karena itu julukan khusus dari Salemba 28 Jakarta.
Agar pelaksanaan tugas sehari-hari dapat berjalan lancar, terutama penyelesaian laporan penanganan korban banjir, puting beliung, longsor dan abrasi pantai, dapat segera tuntas maka harus dikebut siang dan malam.
Sejumlah korban yang memerlukan bantuan dan pertolongan, bahkan pelaksana Gubernur Sulawesi Selatan, H.A.Muallim,SH,M.Si harus mengeluarkan “Maklumat Darurat” guna menangani korban bencana dan dampak sosial lainnya.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) DR.Syamsul Muarif, meluangkan waktu untuk terbang ke Sulawesi Selatan dan menyerahkan bantuan darurat senilai Rp 5,7 Milyar, kemudian dengan menggunkan pesawat PUMA milik TNI-AU, mengelilingi Kota Makassar,Maros,Pangkep dan Takalar, melihat dari dekat kondisi yang terjadi pada wilayah yang dilihat dari udara bagaikan lautan.
Hari-hari terakhir ini, harus segera dirampungkan semua tugas_tugas kedinasan, menjelang hari hari penyerahan semua aset dan apa yang menjadi milik dinas, kemudian kembali menjadi warga masyarakat biasa, dengan busana santai.
Disini dibutuhkan kesiapan mental, kebersahajaan dan semangat untuk memulai hidup baru dalam nuansa kesendirian, jangan lagi menuntut ada staf yang akan membantu menyelesaikan tugas, tapi semua musti harus dkerjakan sendiri dan menerima hasil pekerjaan, tanpa harus berhubungan lagi dengan tim yang bernama pemeriksa, baik itu Inspektorat, BPKP maupun KPK.
Hari-hri terakhir merupakan waktu yang sangat sensitif, semua harus kejar tayang, karena masalah bencana harus berpacu dengan waktu, dalam hitungan hari, aparat yang bergerak di bidang penanggulangan bencana harus menuntaskan tanggungjawab dengan prinsip Cepat dan Tepat.
Jangan harap ada liputan televisi, atau publikasi dalam tugas pengabdian seperti ini, tapi sesungguhnya di balik semua ini, tersimpan ladang amal yang kelak akan kita nikmati di yaumil akhir kelak,Salamaki Pada Salama.