Sekelumit bait lagu yang berbunyi, Yang lalu biar berlalu – lupakan saja semua – atau Never look back (Masa lalu biarlah berlalu).
Semua kalimat penyemangat ini, telah memberiku inspirasi untuk kembali bangkit lagi bekerja seperti sedia kala.
Terlebih empat orang dedengkot TAGANA berkunjung ke rumah disaat rembang petang, namun tak menemuiku karena saat itu sedang berada di Mol Panakukang untuk pijat refleksi.
Sementara di pesawat genggamku seseorang berharap untuk segera bekerja karena beberapa hari ke depan akan dilaksanakan perhelatan akbar di Benteng Somba Opu Makassar.
Berupa pertemuan TAGANA dari 22 provinsi Kawasan Timur dan Tengah dalam satu kegiatan bakti sosial dan apel TAGANA di Lapangan Karebosi Makassar.
Prahara yang selama ini melanda dan menggoyahkan perasaan berdampak pada lunturnya semangat pengabdian, namun setelah melalui berbagai pertimbangan dan kunjungan ke rumah kerabat.
Akhirnya muncul juga semangat baru yang memberi nuansa tersendiri, akhirnya tibalah pada ujung keputusan, lupakan masa lalu dan sambut hari esok dengan penuh ceria.
Kini tugas menanti, sementara persoalan setumpuk yang membutuhkan energi estra dan semua itu hanya dapat diselesaikan secara tim.
Karena itu kami ingin kembali membangkitkan semangat tim yang terpuruk dan bertekad untuk kembali BANGKIT dan melupakan masa lalu.
Selamat datang bahagia dan selamat datang lahan pengabdian, Padamu Negeri Jiwa Raga Kami….!!!
Akan tetapi dibelahan bumi nun jauh disana, salah seorang petarung besar juga tersungkur dengan kondisi perkantoran yang tidak kondusif, sistem managerial yang tak mendukung.
Sikut-menyikut untuk mendapatkan popularitas bahkan yang membuat lebih miris lagi karena semua pendanaan dan beaya operasional yang seharusnya digunakan untuk kepentingan te ha re, semuanya sudah ludes.
Kondisi ini harus segera disikapi, melalui pesan singkat yang dikirim, maka dapat saya membayangkan betapa kondisi yang kurang mengenakkan itu juga harus dialami.