SYAKHRUDDIN.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengonfirmasi terjadinya gempa tektonik berkekuatan magnitudo 6,5 di Laut Jawa yang mempengaruhi sejumlah wilayah di Indonesia pada hari Jumat 22 Maret 2024, Meskipun gempa ini tidak menunjukkan indikasi potensi tsunami, dampaknya masih dirasakan oleh beberapa daerah.
Menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami, Daryono, dalam keterangan tertulis menjelaskan, data terakhir menunjukkan bahwa gempa terjadi sekitar pukul 16.52 Wita. Gempa ini berpusat di wilayah Laut Jawa, sekitar 114 kilometer arah timur laut Tuban, Jawa Timur, pada kedalaman 12 kilometer.
“Dari hasil pemodelan, gempa ini tidak berpotensi tsunami. Jenis gempa yang terjadi adalah gempa bumi dangkal yang disebabkan oleh aktivitas sesar aktif di Laut Jawa. Analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini memiliki mekanisme pergerakan geser,” jelas Daryono.
Dampak gempa dirasakan di berbagai wilayah, dengan intensitas yang bervariasi. Pulau Bawean mengalami dampak yang signifikan dengan intensitas getaran mencapai tingkat V-VI MMI, yang dirasakan oleh hampir semua penduduk, menyebabkan terpelantingnya barang-barang dan kerusakan ringan.
Daerah lain seperti Blora, Madura, Gresik, Surabaya, dan Kabupaten Banjar mengalami intensitas III-IV MMI, yang dirasakan oleh banyak orang dalam rumah, terutama pada siang hari. Sedangkan daerah Mojokerto, Banjarbaru, Sampit, Banjarmasin, dan lainnya, mengalami intensitas II-III MMI, dengan getaran yang dirasakan nyata dalam rumah.
Lebih lanjut, Daryono menyebutkan bahwa gempa ini merupakan bagian dari rangkaian gempa di Laut Jawa, yang sebelumnya telah terjadi gempa berkekuatan magnitudo 6,0 pada pukul 12.22 Wita hingga pukul 17.15 Wita. BMKG juga mencatat adanya 22 aktivitas gempa bumi selama periode tersebut.
“Saya mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” tambahnya.
Daryono juga menyarankan agar masyarakat yang terdampak oleh getaran gempa untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak, memeriksa kekuatan bangunan tempat tinggal terhadap gempa, dan memastikan tidak ada kerusakan yang membahayakan sebelum kembali ke dalam rumah.