SYAKHRUDDIN.COM – Naskah tulisan dari seorang dosen UIN, penceramah yang sedang naik daun, menulis dalam kolom “Lensa Jurnalistik Islam” tulisan Ustaz Suf Kasman layak untuk ditampilkan di kolom “Syakhruddin.Com” sehingga dapat disebarluaskan “Terbuang sayang, terbaca ulang ”
Tulisan ini hanya kulit, bukan daging. Sebab, aku bukan seorang pengamat militer Timur-Tengah yang handal. Bukan juga seorang komentator isu internasional sering tampil diberbagai stasiun televisi. Namun, aku hanya pernah melihat langsung dua negara itu (Israel & Palestina sejak 1996), sekaligus pernah bermukim di negara tetangganya (Cairo & Arab Saudi) sebelum menjadi abdi negara (ASN).
Aku suka beravonturir berjalan bertatap muka dengan banyak orang nun jauh di sana. JOKKA KO MULAO MULINCO’ MABELA, MULIMBANG TASI’, MUTEKE’I ACCAMU. Sehingga sedikit memahami ‘duka nestapa rakyat Palestina’, langsung melalui tuturan pilu mereka.
Aku begitu terenyuh melihat luka bekas penyiksaan di tubuhnya. Siapa pun menyimak rinai tragedinya, pasti menangis welas asih mendengar kisah-kisah sendu mereka, ada juga pernah dirantai tentara Israel layaknya hewan peliharaan.
Kini, tiap hari jeritan tangis rakyat Palestina terdengar seantero dunia. Warga Palestina terus terjaga di setiap malam, manakala detonasi rudal dan dentuman peluru terus memekik gendang telinga oleh suara ledakan maha dahsyat. Sirine ambulance pun menggerung-gerung yang datang menjemput tumpukan aneka mayat.
Si burung besi milik tentara Israel meraung-raung sambil menari-nari di angkasa kota Gaza, nampaknya belum ada tanda-tanda berhenti menjatuhkan proyektil dan torpedonya, mencari target yang bisa mereka hancurkan. Itu baru serangan udara, belum agresi daratnya tentu lebih brutal lagi.
Rumah-rumah warga palestina diruntuhkan alat berat sejenis crane, excavator atau bulldozer raksasa dengan suara gemuruh menderu, meneteskan peluh merah dan mengepulkan debu yang berdarah.
Atas nama banyak nyawa yang telah melayang, aku kerap lantang bersuara dan bertanya “Apakah sebenarnya Anda inginkan wahai tuan-tuan Israel”?
Jubelan disertai teriakan para demonstran skala dunia agar pembantaian terhadap warga Yerusalem dihentikan, menggema saban hari. Tapi hati Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sudah membatu. Netanyahu justeru menegaskan pendiriannya bahwa perang terhadap Palestina akan berlangsung ‘selama yang diperlukan’…bahkan terus dilakukan dengan ‘kekuatan penuh’.
Telinga para pemimpin AS dan sekutunya semakin tuli & tunarungu. Perang tetap berkecamuk hingga ribuan episode. Bom-bom pemusnah massal terus dijatuhkan. Tangis dan air mata tak terelakan, korban pun bergelimpangan, nyawa menjadi barang murahan. Kini, yang tertinggal hanyalah aneka jeritan dan air mata.
Warga Muslim Palestina yang masih hidup tersisa―tidak ada jalan lain, maju kena mundur kena―terpaksa moral tempur anak-anak & wanitanya wajib terpompa naluri keberaniannya. Semangat bela negara terus dikobarkan hingga tetesan darah penghabisan.
Selagi ruh masih dikandung badan, hidup untuk berjuang, ridha-Nya adalah tujuan.
Amalan kelak pasti dipertanyakan Raqib dan Atid, hanya 1 dari 2 pilihan:
Kemulian atau kehinaan,
Syahid atau mati sakit
Surga atau neraka.
*
Bagi Yahudi Israel, pembunuhan sadis, pencaplokan sebuah negara dan pelecehan hak asasi manusia bukanlah sebuah kejahatan. Doktrin yang temaktub dalam kitab sucinya TALMUD membenarkan semua itu. Demi terwujudnya cita-cita suci merebut tanah sejarah (historical right) yang dijanjikan Tuhan yang dikenal dengan Israel Raya.
Dasar orang Yahudi Israel melakukan aksi biadab itu, tertuang pada kitab ulangan 20:10-14, bahwa “Tuhan memerintahkan kepada Israel untuk menumpas seluruh penduduk negeri yang diserangnya, merampas wanitanya dan menjarah seluruh harta bendanya”.
Inilah yang terjadi sejak dulu hingga masa sekarang, setelah Yahudi Israel merebut tanah Palestina, mereka ingin memusnahkan seluruh penduduk pribuminya dengan cara meneror, membantai, membunuh dan memperkosa wanita-wanita Palestina. Serta menempatkan bangsa yang malang ini ke tanah gersang sehingga sulit untuk mendapatkan bahan makanan, yang pada akhirnya terjangkiti kemiskinan cultural, kemudian musnah begitu saja. (Untuk menambah wawasan tema ini, silahkan Anda baca buku Ralph Scoenman, The Hiden Histori of Zionism).
Karena opini dunia sudah terformat oleh bangsa yang merasa dirinya sebagai the choice people dan pewaris tunggal tanah Palestina, mayoritas penduduk bumi membenarkan tindakan biadab bangsa Yahudi Israel ini, bahkan ikut mendukung secara moral dan material, sebagaimana yang pernah dikatakan oleh tokoh Kristen radikal Amerika Serikat bernama Jerry Falwell, “Because in the Bible says that those who bless Israel, God will bless. And those who curse Israel will be accurse by God – “Sebab dalam Alkitab (Bibel) telah dikatakan bahwa siapa yang memberkati Israel akan diberkati Tuhan, dan siapa yang mengutuk Israel akan dikutuk oleh Tuhan”. (Lihat B. Christian Zimmerman, Hostage ina Hostage World).
Perang Israel vs Palestina adalah bukti bahwa slogan demokratisasi dan hak asasi manusia (HAM) yang selalu didengung-dengungkan AS hanyalah omong kosong belaka. Yang ada adalah otoriterisme dan sadisme yang kini tengah dipertontonkan.
Ya Rabb..
Air mata warga Palestina adalah Air mata Kami..
Hanya melalui monitor televisi kusaksikan tangisan abadi mereka dengan isakan paling menyedihkan.
Penindasan atas mereka adalah penghinaan bagi kami.
Kami di sini hanya bisa marah, menggerutu dan mengutuk zionis jahannam itu.
Ya Rabb..
Kuatkanlah kaki-kaki saudara kami di Palestina.
Turunkanlah pasukan tak terlihat dari langit, sebagaimana Engkau pernah mengirim ribuan malaikat di perang Badar tuk menolong kaum Muslimin minoritas.
Tunjukkan kepada kami, keajaiban janji-MU atas mereka.
DE’GAGA ULLE-KU PUANG, Laa haula Walaa kuata Illaa billaah ‘Aliyil Adziim.
Bukit Baruga, 20 Mei 2021