SYAKHRUDDIN. COM – BMKG mengungkapkan gempa berkekuatan cukup tinggi di Sulbar bukan baru pertama kali terjadi. Pusat gempa magnitudo 5,9 dan 6,2 yang terjadi kemarin berdekatan dengan pusat gempa yang terjadi pada tahun 1969.
Gempa berkekuatan M 6,2 di Sulawesi Barat merobohkan sejumlah bangunan. Upaya evakuasi terus dilakukan di Kota Mamuju, khususnya pencarian korban yang terjebak reruntuhan bangunan yang ambruk.
Pusat Pengendali Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (Pusdalops BNPB) mencatat 43 orang meninggal dunia akibat gempa bumi berkekuatan 6,2 magnitudo di Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), hingga Jumat (15/1/21) malam.
Dengan rincian 34 orang meninggal dunia di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, dan delapan orang di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat.
“Korban meninggal dunia akibat gempa 6,2 magnitudo yang terjadi pada Jumat (15/1/21), pukul 01.28 WIB atau 02.28 waktu setempat di Provinsi Sulawesi Barat menjadi 42 orang,” tulis Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati dalam keterangan resminya,
Lebih lanjut, kata Jati, Pusdalops BNPB mencatat data kerusakan di Kabupaten Mamuju antara lain di Rumah Sakit Mitra Manakarra yang mengalami rusak berat, RSUD Kabupaten Mamuju mengalami rusak berat, dan kerusakan di Pelabuhan Mamuju, serta Jembatan Kuning yang berlokasi di Takandeang, Tapalang, Mamuju.
“Sementara itu di Kabupaten Majene 300 unit rumah rusak yang masih dalam proses pendataan hingga rilis ini disiarkan,” tutur dia.
Namun, ujar Jati, saat ini terdapat tiga rumah sakit yang aktif untuk pelayanan kedaruratan di Kabupaten Mamuju. Antara lain RS Bhayangkara, RS Regional Provinsi Sulawesi Barat, dan RSUD Kabupaten Mamuju.
Dilaporkan, sebagian wilayah di Kabupaten Mamuju sudah dapat dialiri listrik dan sebagian lainnya masih mengalami gangguan. Di sisi lain, kata dia, Kabupaten Majene masih dilakukan proses perbaikan arus listrik sehingga seluruh wilayah masih dalam keadaan padam (syakhruddin)