SYAKHRUDDIN. COM – Direktur Pembinaan Haji dan Umrah Khusus Kementerian Agama (Kemenag), Arfi Hatim memastikan perjalanan ibadah umrah di bagi jemaah asal Indonesia terpaksa dilakukan penjadwalan ulang imbas Kerajaan Arab Saudi menutup penerbangan dari luar negeri.
Meski demikian, Arfi tak membeberkan sampai kapan jadwal ulang bagi jemaah umrah itu akan dilakukan imbas penutupan penerbangan tersebut.
Dilansir dilaman CNN, Konsul Jendral RI Jeddah Eko Hartono mengakui bila kebijakan penutupan penerbangan oleh Saudi berdampak pada jemaah Indonesia yang akan melakukan ibadah umrah. Ia merinci ada sekitar 400 jemaah umrah asal Indonesia yang kini berada di Arab Saudi.
“Tadi malam ada 282 orang jemaah umrah kembali ke indonesia. Lalu ada 240-an jemaah umrah yang masih tanah suci. Kami ingin memastikan jemaah umrah jemaah kita berjalan baik,” kata Eko dalam keterangan resminya di kanal YouTube KJRI Jeddah.
Sementara, Asosiasi Penyelenggara Haji, Umroh dan In-Bound Indonesia (Asphurindo) mengaku para calon jemaah umrah terkejut dan bingung dengan kebijakan penutupan kembali seluruh penerbangan internasional oleh Kerajaan Arab Saudi.
Oleh karena itu, dari pihak Asphurindo pun berharap pemerintah Arab Saudi memberikan kepastian hingga kapan penghentian tersebut dilakukan.
“Memang ini berita yang mengejutkan karena setelah dibuka umroh kembali dibuka pada 1 November dan (peminatnya) masih sedikit lalu sekarang menggeliat lagi di akhir Desember karena faktor liburan sudah ada sepercik harapan untuk membangkitkan industri umroh. Ya semuanya ya pada menyesalkan,” kata Sekretaris Jenderal Asphurindo Muhammad Iqbal Muhajir saat dihubungi wartawan, Senin (21/12/20).
Iqbal menyatakan para jemaah asal Indonesia yang memiliki rencana terbang ke Arab Saudi pada hari itu, Senin (21/12/20) dan beberapa hari ke depan batal berangkat imbas kebijakan penutupan kembali seluruh penerbangan internasional oleh Kerajaan Arab Saudi.
“Sedih ditutup karena sudah ada jadwal penerbangan pada 21, 27, 28 dan 31 Desember dan terpaksa tertunda,” katanya.
Iqbal mengaku mendapat informasi bahwa restriksi penerbangan kemungkinan masih bisa diperpanjang menjadi dua pekan sampai otoritas setempat menemukan kepastian informasi mengenai virus corona yang bermutasi tersebut dan penanganannya.
Menurut Iqbal, kerisauan juga tak hanya ditunjukkan bagi jemaah yang hendak berangkat. Para agen perjalanan pun resah mengingat ada ratusan jemaah asal Indonesia yang sekarang masih berada di Tanah Suci.
“Jangan sampai mereka sampai tertahan selama satu bulan di sana karena jemaah ada yang resah, mulai tanda tanya apa bisa pulang. Ada yang jadwalnya itu pulang besok, lusa dan lusanya lagi. Sampai detik ini masih belum jelas dan sekarang kami juga sedang gencar koordinasi dengan pihak terkait terkait jamaah yang di sana,” kata dia.
Para penyelenggara perjalanan umrah pun, lanjut dia, belum berani untuk menjadwalkan ulang keberangkatan jamaah yang direncanakan akan terbang ke Arab Saudi pada pekan ini. Mereka, kata dia ,masih menunggu adanya pernyataan resmi dari Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi soal relaksasi.
“Takutnya dijadwalkan ulang tetapi ternyata masih ada perpanjangan pelarangan. Jadi sikap kita sekarang menunggu saja dulu sampai ada surat resmi,” katanya.
“Ini kan masih tentatif, mudah-mudahan dalam satu minggu bisa dibuka kembali,” imbuhnya.
Terpisah, Kabid Umrah Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah RI (Amphuri) Zaky Zakaria mengakui bila calon jemaah umrah yang akan berangkat ke Saudi akan dilakukan jadwal ulang. Ia pun tak bisa memprediksi kapan Saudi akan kembali membuka penerbangan ke negara Raja Salman tersebut.
“Sampai dibukanya lagi oleh Saudi. Kan ditutup hanya 1 minggu, itu bisa dilanjutkan atau dibuka lagi,” kata Zaky.
Arab Saudi sendiri menutup sementara seluruh jalur penerbangan internasional selama sepekan imbas terjadinya penyebaran kasus infeksi mutasi virus Corona jenis baru di Inggris.
Pemerintah Saudi sudah menutup kedatangan melalui jalur darat, laut dan udara. Meski demikian, mereka masih mengizinkan sejumlah penerbangan dari luar negeri dengan pengecualian (syakhruddin)