SYAKHRUDDIN.COM, JAKARTA – Ribuan pengemudi ojek online (ojol) menggelar unjuk rasa di depan Balai Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (13/7). Dalam tuntutannya, para driver meminta aplikator kembali membuka layanan angkut penumpang dengan pernyataan siap melaksanakan protokol kesehatan.
Pantauan CNNIndonesia.com, massa mulai berkumpul di Jalan Wastukencana sekitar pukul 09.00 WIB. Mereka merangsek hingga ke pintu masuk Balai Kota.
Terlihat massa membawa spanduk dan atribut. Mereka membawa spanduk berisi pesan, ‘No Go Ride No Happy’ dan sindiran dalam poster ‘Profesi Kami Bukan Penyebar Covid-19’.
Dilansir dilaman CNN, Mereka meminta audiensi dengan Pemerintah Kota Bandung. Setelah menggelar orasi, sejumlah perwakilan ojol dipersilakan masuk ke Balai Kota.
Salah satu perwakilan ojol Yaman Didu mengatakan, aksi unjuk rasa dilakukan setelah para ojol yang tergabung dalam kelompok Driver Online Jabar Bersatu kesal dengan aplikator yang tak kunjung membuka layanan angkut penumpang. Padahal, kata dia, Pemkot Bandung sudah memberikan izin kepada aplikator untuk mengangkut penumpang.
“Selama ini sudah ada lampu hijau dari Pemkot Bandung dari aplikatornya juga sudah ada tapi sekarang realisasinya belum ada,” kata Didu.
Ia menjelaskan, desakan untuk mengangkut penumpang sangat dibutuhkan para pengemudi ojol. Sebabnya, banyak di antara mereka sulit mendapatkan hasil maksimal saat hanya mengandalkan layanan antar barang dan makanan.
“Karena ini kan menyangkut ekonomi driver. Saat ini yang terpantau ada 18 orang yang sampai diusir dari kontrakan karena tidak bisa bayar,” ucap Didu.
Untuk itu, Didu menyatakan agar Pemkot Bandung selaku perwakilan pemerintah mendesak agar aplikator segera membuka layanan angkut penumpang bagi ojol agar mereka bisa mendapatkan kembali penghasilan yang layak.
“Kami ke sini meminta Pemkot Bandung mendesak aplikator. Kami minta kepastian tanggal berapa kami bisa mengakut penumpang,” tegasnya.
Didu menambahkan, aspirasi para pengemudi ojol tersebut juga telah disampaikan ke DPRD Kota Bandung dan kepada aplikator.
“Untuk ke aplikator, kemarin yang kami pantau sudah menyampaikan kesiapan untuk memenuhi standar Covid-19, tapi sampai sekarang belum diberlakukan. Kami mohon kepada aplikator segera ada kepastian karena Pemkot Bandung sudah menunggu,” ucapnya.
Menurut dia, para pengemudi ojol tidak keberatan atas berbagai syarat agar bisa kembali mengangkut kesehatan. Termasuk protokol kesehatan dengan mengikuti tes Covid-19.
“Sebenarnya dari driver online tidak ada masalah, asalkan layanan rapid tes disediakan secara gratis. Karena kalau biaya dibebankan kepada kami kan kondisinya sudah tahu selama pandemi pendapatan berkurang,” kata dia.
“Ke depan pun kami siap menjalankan protokol kalau kebijakan angkut penumpang,” ujarnya.
Seperti diketahui, Pemkot Bandung mewajibkan pengemudi ojo) untuk mengantongi surat bebas Covid-19 sebagai syarat bisa kembali mengangkut penumpang.
“Kami minta mitra ini memiliki surat keterangan bebas Covid-19. Surat tersebut tentu dikeluarkan oleh institusi yang berwenang dalam hal ini adalah lembaga kesehatan,” ucap Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung Ema Sumarna di Balai Kota Bandung, Jumat (3/7).
Ema sendiri pada kesempatan itu menerima Gojek dan Grab. Menurut dia, syarat tersebut menjadi bagian dari kenyaman dan ketenangan baik mitra dan pelanggan yang akan melakukan pemesanan nantinya.
“Supaya pesan melalui aplikasi terverifikasi, driver ini harus bebas (Covid-19) sehingga konsumen merasa aman. Kami apresiasi, ada cek poin bagi mitra untuk kesehatan dan kendaraanya. Itu sudah memadai sisi protokol kesehatannya,” ujar Ema (sumbercnnjakarta)