
SYAKHRUDDIN.COM,JAKARTA
– Presiden Joko Widodo telah
mengumumkan empat kandidat Kepala Badan Otorita Ibu Kota Negara (IKN). Kandidat
itu salah satunya Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok.
Ahok bersaing dengan tiga nama lain yakni Menteri Riset dan Teknologi/Kepala
Badan Riset Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro, Bupati Banyuwangi Azwar
Anas, dan Dirut PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Tumiyana.
Dari nama-nama
tersebut, Ahok dinilai punya peluang kuat untuk terpilih.
“Dari 4 orang tentu kemudian kita bisa tebak, Ahok paling punya (peluang)
sebesar itu,” kata Analis Kebijakan Publik, Trubus Rahadiansyah
kepada detikcom, Minggu kemarin (8/2/2020).
Dia menjelaskan, dalam pemindahan ibu kita negara dibutuhkan sumber daya
manusia (SDM) yang besar, pembangunan infrastruktur, dana yang besar, serta
proses yang panjang.
Selanjutnya, dalam pemindahan dibutuhkan orang yang tidak hanya berwacana.
Lalu, punya pengalaman memimpin ibu kota negara.
“Oleh karena itu pembangunan ibu kota baru tidak semata membutuhkan orang
yang berwacana, pandai berkata-kata, orang sekadar visi. Jadi orang yang punya
pengalaman memimpin ibu kota negara,” paparnya.
“Dan ia teruji orangnya punya kompetensi, punya kapabilitas, punya
kapasitas untuk memimpin ibu kota negara,” tambahnya.
Trubus menilai kandidat lain belum cocok untuk Kepala Badan Otorita IKN.
Bambang Brodjonegoro misalnya, Trubus menuturkan, Bambang belum punya
pengalaman untuk mengelola kota. Sementara Azwar Anas, meski menjadi pimpinan
daerah tapi ruang lingkupnya tidak sebesar ibu kota negara.
“Kalau Pak Tumiyana teknis sangat menguasai teknisnya. Kalau Pak Tumiyana
posisinya di posisi lapangan. Eksekusi pembangunan, eksekusi program,”
paparnya.
Sementara, Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio menilai pimpinan ibu kota
baru mesti berintegritas, cerdas, cepat belajar, dan ‘kenyang’ alias sudah
berkecukupan.
“Saya tidak melihat orang per orang, yang namanya pimpinan harus
berintegritas,” katanya (sumber
detik.com)