Kepergian Abd Wahab Karaeng Awing di masa awal tahun akademik 2019/2020 tentunya membawa duka mendalam di kalangan kami sesama pengajar yang tergabung dalam grup “ Dosen Luar Biasa”.
Selama ini kami cukup bahu membahu dalam kegiatan perkuliahan, demikian halnya dengan “Pelatihan Tagana Setiap Sabtu petang”.
Informasi dari Kota Bantaeng dilaporkan, banyak peserta takziyah yang datang ke rumah duka, di Jalan Raya Lanto No 27 Bantaeng.
Bukan saja dari kalangan sanak family dari Tarowang Jeneponto, ASN yang menjadi sahabat anak-anaknya di Kota Bantaeng, lingkungan kerabat dan mitra kerja tempat dimana almarhum dahulu mengabdikan dirinya sebagai Aparatur Sipil Negara.
Sambil menanti informasi dari pihak keluarga yang dikordinasi putranya Andry Wahab yang bertugas di Palu Sulawesi Tengah, kami mengharapkan ada malam takziyah terakhir di rumah kediaman beliau di Kompleks Perumahan Andi Tonro Permai A 7 No 3 Kelurahan Pa’cinongan Kecamatan Somba Opu, Sungguminasa Kabupaten Gowa.
Rumah kediaman almarhum yang dibeli saat bertugas di BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan dan masa itu tentunya masih satu dua penduduk yang bermukim di kawasan ini, amat kontras dengan kondisi sekarang, dimasa perumahan sudah mencapai ke Bukit Batu Manggarupi.
Sudah banyak yang menyampaikan melalui pesan, kapan dilaksanakan takziyah almarhum Abd.Wahab Rachman Karaeng Awing dilaksanan ???, Jawaban saya “ Tunggu info dari pihak keluarga” sekarang fokus dulu di Kabupaten Bantaeng.
Banyak kerabat yang tak sempat ke Bantaeng maka berharap untuk datang sebagai penghormatan terakhir kepada almarhum, diantaranya dari kalangan dosen dan pegawai di lingkungan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Mahasiswa di Jurusan PMI/Kessos, teman-teman facebook yang mengenal secara dekat.
Dari unsure Pengurus Ikatan Pekerja Sosial Professional Indonesia, para tetangga tempat dimana Karaeng Ti’no terlibat langsung dalam Kelompok Majelis Taklim di Komplek Andi Tonro Permai Kelurahan Pa’cinnongan Kecamatan Sombaopu Kabupaten Gowa dan sejumlah rekan ngopi beliau, salah satunya grup “Kopi Kawang”
Patut dicatat sejarah, khususnya bagi lelaki Muhammad Yunus, pemilik Kopi Kawang di lokasi tanggul Jembatan Kembar Sungguminasa. Dua hari menjelang kepergiannya, Abd Wahab Awing datang dengan membawa sejumlah pakaian bekas layak pakai.
Yunus, Allei anne bajuku, Nakke Na lampa ma (Yunus ambil ini bajuku, karena saya mau pergi).
Yunus tak banyak tanya, pergi kemana, Intinya Yunus amat bahagia, karena mendapat pemberian dari dosennya, Drs Abd Wahab Rahman, MM yang akrab di panggil Karaeng Awing, sebagian mahasiswanya memanggil dengan nama Pak karaeng.
Alangkah kagetnya Yunus, setelah mendapat informasi kalau pada hari Rabu 4 Maret 29020 Pukul 02.00 dinihari, almarhum menghemebuskan nafas terakhir disisi isterinya, di rumah kediamannya di Kompleks Perumahan Andi Tonro Permai A7 No.3 Sombaopu Kabupaten Gowa.
“Ternyata benar-benar Pak Karaeng, pergi untuk selama-lamanya” dan baju pemberian itu tetap akan saya pakai sebagai kecintaannya kepada dosen yang pernah membimbingnya hingga meraih gelar, S.Sos.
Selamat jalan Karaeng, doaku selalu mengiringi kepergianmu, ujarnya kepada Penulis (syakhruddin)