SYAKHRUDDIN.COM,ACEH – Lima belas tahun yang lalu, pada tanggal 26 Desember pukul 08.58 WIB, gempa dan tsunami dahsyat menerjang Aceh. Bencana luar biasa itu mengakibatkan ratusan ribu jiwa menjadi korban.
Bukan hanya itu saja, gempa dan tsunami Aceh juga berdampak ke beberapa negara tetangga seperti Sri Lanka, India dan Thailand. Meski telah 15 tahun berlalu dan masyarakat telah bangkit, namun tidak bisa dipungkiri bahwa memori betapa dahsyatnya gempa dan tsunami masih terngiang di ingatan masyarakat Aceh.
Hal ini juga dirasakan oleh Kepala Badan Penghubung Pemerintah Aceh, Almuniza Kamal. Dalam acara Run to Care Aceh SOS Children, pria 36 tahun itu menceritakan bagaimana dirinya yang saat itu menjadi korban bencana gempa dan tsunami.
Saat itu, saya jenguk sahabat saya, begitu perjalanan menuju rumah sahabat saya setelah membeli 2kg jeruk dan cokelat, kala itu gempa terasa sampai saya berhenti dari motor. Saya jalan lagi 10km ketika tiba di kampung satu orang kakek sorban putih naik becak motor,” kata dia.
Dia menjelaskan bahwa kakek bersorban putih tersebut berkeliling kampung sambil meneriakkan sebuah peringatan menggunakan bahasa Aceh. Namun, masyarakat yang mendengarkan hal itu tak menghiraukan omongan kakek tua itu.
“Hai aneu aneu lun segera taubat hana trip le kiamat hana trip le kiamat hana trip le kiamat hana trip le (hei anak semua bertobatlah kalian semua nanti akan ada kiamat).
Beliau hanya berkeliling di desa itu dan akhirnya menghilang sendiri. Tidak lama tsunami datang,” kata dia menirukan pesan kakek itu (berbagai sumber)