IoT (Internet of Things) menghasilkan dari segi prospek ekonomi digital. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa Indonesia diharap bisa mengadopsi IoT secara maksimal.
IoT adalah sebuah konsep dimana suatu objek memiliki kemampuan untuk mentransfer data melalui jaringan tanpa memerlukan interaksi manusia ke manusia atau manusia ke komputer IoT.
Dari beberapa riset, inilah salah satu dominasi integrasi dengan teknologi yang telah ada.
Untuk Indonesia, ini agak unik karena negeri ini belom mengimplementasikan IoT secara maksimal. Tapi, justru ini kesempatan buat memajukan pertanian, pendidikan, kesehatan yang masih ada keterbatasan teknologi.
“Kita perlu atasi kekhawatiran teman-teman industri apakah benar IoT bisa menjadi revenue baru.
Saya sangat berharap telco operator bersedia spending budgetnya bekerjasama dengan makers di Indonesia memberikan solusi IoT di indonesia,”
jelas Ismail Dirjen SDPPI Kominfo, Senin (02/12/2019), di sela acara Telco Outlook 2020 Selular Business di Jakarta.
Beberapa waktu lalu sinergi IoT antara dua perusahaan BUMN, PT Kimia Farma dan PT Telkom telah terjadi dan diakui di dunia internasional.
Mereka diganjar prestasi terbaik level Asia Tenggara oleh Asia IoT Business Platform kategori Enterprise Innovation Award.
Pada kesempatan yang sama, Arief Musta’in dari Asosiasi Penyelenggara Telepon Seluler (ATSI) menyebutkan hal senada. Ia pun mengharapkan operator berani untuk mulai membuka diri, menerima kehadiran IoT yang bisa dibilang hal baru.
“IoT kita sudah mulai mengadopsi, ini akan sangat bagus dalam teknologi. IoT kita sadar yang barangkali di diskusi value Chain, karena beda kan dari device to device,” kata Arief.
“Kesadaran ini penting, meski IoT nggak terjadi value chain seperti yang kita harapkan. Mungkinkan kita menjadi teman dari yang sudah ada? Keberanian membuka diri menjadi concern bersama,” tandasnya (bs/syakhruddin)