Staf Khusus Presiden Billy Mambrasar jadi sorotan dan sudah meminta maaf terkait frasa ‘kubu sebelah’ dalam kicauannya.
Gerindra meminta Billy berhati-hati berkomentar dan menegaskan pemilu sudah selesai.
“Saya menyarankan berhati-hatilah berkomentar. Sekarang saatnya kita bersatu, bersama membangun bangsa. Bukan lagi bicara kubu-kubuan.
Pemilu sudah selesai. Saatnya
bekerja dan tunjukkan kualitas kerja sesuai amanah rakyat,” kata anggota
Fraksi Gerindra DPR RI, Andre Rosiade, Minggu (1/12/2019).
Andre mengaku bisa memaklumi sikap reaktif dari
Billy. Dia menyebut wajar sebagai anak muda Billy masih emosional.
“Billy ini anak muda jadi
wajar masih emosional,” tuturnya.
Dia berharap Billy akan makin berhati-hati.
Andre mendoakan Billy bisa berubah.
“Mudah-mudahan ini pelajaran bagi yang
bersangkutan agar ke depan lebih berhati-hati. Harapan saya tentu ke depan yang
bersangkutan berubah.
Jangan sampai di-bully netizen terus sebagai buzzer yang jadi Stafsus,” tuturnya.
Staf Khusus Presiden Joko Widodo (Jokowi) Gracia Billy Mambrasar menjadi sorotan karena frasa ‘kubu sebelah’ dalam kicauan akun Twitter-nya.
Dia memang sudah meminta maaf,
namun kontroversi tetap menggelinding.
Billy lewat akun Twitter @kitongbisa mencuitkan
kerja-kerja stafsus, yakni membahas sosialisasi Pancasila untuk konteks
kekinian.
Warganet menyorot, Billy
kembali mencuit. Dalam cuitan 30 November itu, dia menggunakan istilah ‘kubu
sebelah megap-megap’ untuk menggambarkan dinamika warganet.
Billy mengatakan tak bermaksud tendensius ke
kelompok masyarakat mana pun. Dia juga telah menghapus tweet tersebut. Dia
meminta maaf atas kicauan yang telah dihapus itu.
“Assalamu’alaikum dan
salam sejahtera untuk kita semua. Saya pertama memohon maaf atas kesalahpahaman
yang muncul karena salah 1 cuitan saya yang menggunakan kata yang menimbulkan
multitafsir, yaitu kata: ‘Kubu’,” kata Billy, Minggu (1/12/2019).
“Saya dengan ini memohon untuk dibukakan
pintu maaf sebesar-besarnya karena kesalahpahaman tersebut,” ujarnya.
Billy kemudian menjelaskan dia terlahir dari
keluarga dengan perpaduan dua suku dan agama. Ayahnya adalah orang asli Papua
dan beragama Nasrani dari wilayah adat Saireri, sementara ibunya berasal dari
Surabaya, dengan latar belakang keluarga muslim.
“Adapun saya mengakui bahwa sebagai pejabat
publik saya bertanggung jawab untuk bekerja bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Mohon dukungannya agar saya bekerja secara amanah, objektif, dan jujur untuk
seluruh bangsa Indonesia, apa pun agamanya dan sukunya.
Mohon doanya dan maafkan kekhilafan saya,” pungkas Billy (bs/syakhruddin)