Lahan yang dijadikan lokasi ibukota baru terletak di area milik perusahaan swasta. Lantas, siapakah Sukanto Tanoto ???
Sukanto Tanoto adalah salah satu konglomerat asal Indonesia yang memiliki beragam bisnis yang terus berkembang.
Usaha dari keluarga Sukanto Tanoto bergerak di lima sektor bisnis utama yakni perkebunan, pulp, pengolahan CPO, selulosa dan energi.
Persebaran bisnisnya juga tak hanya di Indonesia, ada juga di Singapura, Cina, Brazil dan Kanada.
Sukanto bahkan pernah mencatatkan namanya menjadi orang terkaya kelima di Singapura dengan total kekayaan sebesar Rp 27,6 triliun.
Perusahaan migas milik keluarga Sukanto yakni Pacific Oil and Gas juga telah menginvestasikan dana sebesar 200 juta dollar Amerika untuk mengembangkan bisnis tersebut.
Salah satunya adalah blok migas yang dimiliki perseroan yakni blok Jambi Merang.
memproduksi gas 120 billion british thermal unit (BBTU) per hari dan kondensat 6.000 barel per hari.
Selain migas, perseroan juga mempunyai pembangkit listrik bernama Madura Power Plant dengan kapasitas 400 MW. Pacific Oil and Gas juga telah melebarkan sayapnya ke negeri Tirai Bambu dengan membangun Rudong LNG Receiving Terminal.
Sukanto mengajarkan kepada anaknya soal kunci suksesnya dalam membangun bisnis. “Ayah saya (Sukanto Tanoto) mengajarkan tiga faktor yang menentukan entrepreneur itu sukses atau gagal,” ucap Anderson Tanoto, Board of Trustees Tanoto Foundation.
Yang pertama adalah pengusaha harus memiliki kegigihan. “Entrepreneur dituntut memiliki semangat pantang menyerah,” kata dia.
Lalu, yang kedua adalah yang dapat menciptakan perbedaan dan hal tersebut merupakan esensi dari inovasi. “Uniqueness, kunci sukses entrepreneur,” imbuh dia.
Berikutnya adalah yang memiliki semangat belajar. Menurut Anderson, pengusaha yang sukses akan selalu belajar dari kegagalan.
“Melakukan perbaikan dari kesalahan
kita agar tidak terulang,” sebut dia lagi. Di luar kesibukannya
menjalankan roda bisnis, keluarga Sukanto Tanoto juga mendirikan yayasan yakni
Tanoto Foundation yang memberikan beasiswa terhadap mahasiswa di berbagai
perguruan tinggi.
Sementara itu, Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Bappenas Bambang P.S. Brodjonegoro menyatakan, konsesi lahan Sukanto Tanoto
di kawasan yang bakal dijadikan ibukota baru di
Kalimantan Timur akan lepas pada Oktober 2019. Saat ini, lahan tersebut
berstatus Hutan Tanaman Industri (HTI).
Bambang mengungkapkan pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (KLHK) tengah mempersiapkan pelepasan status tersebut dari tangan Taipan Indonesia itu.
Hal ini dilakukan sejalan dengan permintaan Bappenas agar pembangunan ibu
kota baru tetap sesuai jadwal yang ditetapkan.
Rencananya, konstruksi tahap awal akan dilakukan pada akhir 2020. Artinya,
sebelum itu, lahan untuk pembangunan kawasan ibu kota baru harus sudah
dibebaskan.
“Mudah-mudahan tidak lebih dari
sebulan dari sekarang, KLHK yang proses,” ujar Bambang di kawasan
Kuningan, Jakarta, Kamis (19/9/2019).
Menurut Bambang, pelepasan konsesi lahan berstatus HTI dari tangan Sukanto bisa
dilakukan tanpa menunggu masa konsesi habis. Pasalnya, lahan akan digunakan
untuk kepentingan Negara.
Sayangnya, ia juga tidak tahu menahu soal jangka waktu konsesi lahan yang
dipegang Sukanto. Kendati begitu, ia menekankan bahwa pengambilalihan konsesi
lahan tersebut bisa dilakukan tanpa syarat ganti rugi dari negara.
“Aturannya bisa tanpa ganti rugi karena memang ketika mereka dapat lahan
itu mereka sudah tahu konsekuensinya, suatu saat bisa diambil pemerintah kalau
pemerintah membutuhkan,” jelasnya (bs/syakhruddin)