
Berita terpopuler Selasa (17/9), adalah tentang ojek online (ojol) baru, pesaing Gojek dan Grab, Anterin.
Pihak
Anterin sudah menyambangangi Kemenhub untuk menjelaskan kegiatan operasional
mereka, termasuk menyatakan patuh mengikuti aturan transportasi online yang
berlaku.
Selain soal ojol baru pesaing Grab dan Gojek, berita terpopuler lainnya adalah
bor raksasa dari China segera wira wiri di bawah Tol Jakarta Cikampek (Japek).
Bor raksasa
ini akan membuka terowongan untuk kereta cepat Jakarta-Bandung.
Ojek online pesaing Gojek dan Grab, Anterin, mulai wira-wiri di ibu kota.
EO sekaligus Founder Anterin, Imron Hamzah, buka-bukaan mengenai aplikator yang dibesutnya itu. Selasa (17/9/2019) dia menjelaskan konsep bisnis Anterin kepada Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Dia menjelaskan, ada perbedaan konsep yang diterapkan Anterin, jika dibandingkan dengan pesaingnya, Gojek dan Grab.
Dia meluruskan salah
paham publik yang menilai bahwa Anterin sama dengan Grab dan Gojek.
“Padahal kita konsepnya sangat beda.
Memang iya layanan transportasi juga, tapi konsep kita market place.
Market place ini kan
kita bebaskan menentukan harga sendiri,” ungkapnya di kantor Direktorat
Angkutan Jalan Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub.
Artinya, mitra pengemudi Anterin boleh
menentukan harga sendiri.
Namun, dia menegaskan harga yang dipatok tidak boleh melanggar aturan tarif batas atas dan batas bawah sesuai ketentuan regulasi pemerintah.
Kita hadir dengan
konsep yang baru. Saya berani klaim yang pertama, karena driver tidak dari
komisi, hanya bayar biaya langganan, biaya langganannya hanya
mingguan-bulanan” urainya.
Dengan begitu, Anterin murni hanya bertindak
sebagai platform yang menghubungkan interaksi tawar-menawar antara pelanggan
dan mitra pengemudi.
Saat ini, biaya
langganan per bulan yang dibebankan kepada mitra dibanderol Rp 150.000.
Dia kembali menegaskan,
setiap uang yang didapat mitra pengemudi dari hasil pesanan pengguna jasa tidak
akan dipotong. 100% masuk ke kantong mitra yang meraih order berdasarkan lelang
di aplikasi ini.
“Kenapa seperti
itu, supaya kita bisa meningkatkan pendapatan dari driver, dan kedua
driver-driver ini bisa dapat langganan. Supaya problem sosial driver-driver ini
bisa terselesaikan,” bebernya