Tagana, loyalitas tanpa batas :
Di saat orang lain berlibur merayakan tahun baru 2019, Tim relawan Tagana tak kenal lelah, tetap menunjukkan loyalitasnya dengan membantu evakuasi korban longsor.
Lokasi musibah di Kampung Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi Jawa Barat.
Peristiwa yang menggemparkan di Sukabumi, terjadi di penghujung bulan Desember 2018, akibat longsor, 11 orang meninggal dunia, 24 orang hilang dan kemungkinan tertimbun tanah longsoran.
Rangkaian peristiwa bencana berawal dari gempa bumi di Lombok, berlanjut ke Bumi Sulawesi Tengah, Palu-Sigi dan Donggala
Kemudian tsunami menerjang Selat Sunda yang berdampak di kawasan Pandeglang, Serang dan Lampung Selatan.
Menutup tahun 2018, tanah longsor di Sukabumi dan memasuki 1 Januari 2019 Gempa 4,9 skala richter melanda Nangro Aceh Darussalam.
Dalam kondisi darurat, ketersediaaan pangan, air bersih, tenda pengungsi dan kebutuhan dasar lainnya, senantiasa harus tersedia.
Sikap respon cepat dari Kementerian Sosial dan pergerakan Taruna Siaga Bencana (Tagana) telah memberikan dukungan yang amat berarti, terutama dalam suasana tanggap dsrurat bencana.
Loyalitas tanpa batas, telah ditunjukkan Tagana sebagai sebuah organisasi sosial masyarakat yang tumbuh dan berkembang dari masyarakat dan untuk masyarakat.
Mereka yang tergabung disini, adalah para relawan yang telah mengikuti pendidikan dasar tentang kebencanaan dan memiliki kepedulian dibidang kebencanaan.
Sementara itu data yang berhasil dihimpun Posko Tagana di Sukabumi melaporkan,
bencana longsor di Daerah Cimapag Desa Sinar Resmi, Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat sebagai berikut,
Korban selamat 63 org, Koban luka berat 3 org, Meninggal dunia 11 org, Hilang 24 org.
Seorang anggota Tagana, akan senantiasa siaga untuk memberikan pengabdiannnya, sebagaimana ikon mereka, ” Dimana ada bencana disitu ada Tagana” (syakhrudddin 1/1-2019)