SYAKHRUDDIN.COM – Kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan. Kalimat indah yang penuh makna magis ini menginspirasi kehidupan berbangsa dan bernegara. Di belahan dunia sana, sampai hari ini harus berjuang untuk meraih kemerdekaan itu.
Akan tetapi dalam kehidupan berumah tangga, dimana dua karakter harus lebur menjadi satu, ada proses untuk saling memahami satu sama lain, ada yang sukses dari prahara itu, namun tak jarang ada yang gagal dalam proses penyatuan perasaan, dan hal yang demikian dapat disebutkan sebagai “Kemerdekaan Yang Terkungkung”.
Merdekaaaa, belum….kita masih terjajah….!!! Merdekaaaaaaa,tergantung situasi dan kondisi kejiwaan, “Betapa Kang Herman (Nama Samaran) menanggung beban batin karena sang pendamping yang seakan ingin mendominasi dalam kehidupan keseharian.
Kang Herman yang hebat dimata masyarakat terkadang di pandang sebelah mata oleh sang pendampingnya dan hal itulah kadang-kadang Herman menghempaskan kekesalannya dalam bentuk tulisan, menghabiskan waktunya di luar rumah atau menyibukkan diri membenahi halaman rumah.
Merdekaaa, sekali lagi merdekaaaaaaa, belum kita masihterjajah, paling tidak terjajah dalam kehidupan keseharian karena itu kita masih butuh perjuangan untuk membangun karakter bangsa menuju Indonesia yang lebih baik.
Dalam renungan di Peringatan Ulang Tahun Ke-69 Republik Indonesia, detik-detik Peringatan Kemerdekaan, Herman hanya dapat menyaksikan melalui layar kaca sembari mata berkaca-kaca. “Merdeka….ya…merdekalah bangsaku”
Kemerdekaan yang terkungkung itu memang dialami sebahagian besar bangsa kita dewasa ini, namun jangan membuat kita terperosok lebih tajam ke dalam jurang kehampaan yang pada gilirannya membuat segalanya menjadi sia-sia.
Di hari Kemerdekaan RI Ke-69 Kang Herman harus menerima kenyataan untuk tidak menikmati secara utuh perasaan kemerdekaan itu, namun janganlah mereka tahu, kalau semua ini mungkin karena sama-sama memiliki rasa ego dan tidak saling memahami.
Wajar saja kalau karakter seperti Kang Herman selalu mendapatkan tempat di hati sahabat-sahabat yang bisa memiliki dan merasakan mbetapa kehangatan perasaanakan menjadi energi dan tulisan yang dibuat dalam sebuah kekalutan emosi tentu tidak akan mencapai hasil maksimal.
Ada pesan via sms menyebutkan, janganlah engkau menulis di saat jiwamu sedang gundah, namun pada sisi yang lain seseorang menegaskan,”Menulislah di saat jiwamu terguncang ” keduanya memang memiliki sisi dan kekhasan tersendiri dan itulah yang kami sebut ” Kemerdekaan Yan Terkungkung.