
Pertandingan partai final sepakbola antara Argentina dan Jerman dinihari Senin 14 Juli 2014 atau 16 ramadan 1435 H menempatkan kesebelasan Jerman sebagai sang juara dan meraih trofi sepakbola sejagat tahun 2014 di Stadion Rio de Jenior Brasil Stadium.
Keberhasilan kesebelasan Jerman mengkandaskan mimpi Messi dan kawan-kawan tentu sangat menyakitkan hati, karena kesempatan emas itu hanya akan berulang empat tahun mendatang di Rusia. Peluang emas yang ada di depan mata, harus buyar dengan gol semata wayang yang disarangkan pemain Jerman ke gawang Argentina, 1-0 untuk Jerman di menit perpanjangan waktu.
Penonton pun bersorak ria, para petaruh yang menang akan berdansa dan yang kalah tentu akan membawa duka mendalam. Pertandingan yang berlangsung di saat sedang santap sahur, lalu perpanjangan waktu dalam suasana sholat subuh akan ditunaikan.
Disini kaum muslimin kembali di uji, apa bertahan di depan televisi menyaksikan pertandingan final, atau menghadiri panggilan Ilahi melalui menara masjid “Assalatu khaerun minnanoum” yang berarti sholat itu lebih baik dari pada tidur atau dapat ditafsirkan bahwa sesungguhnya sholat sunat dua rakaat sebelum subuh lebih baik dari pada dunia beserta isinya, termasuk didalamnya pertandingan final Jerman-Argentina.
Memang godaan dunia amat menggiurkan daripada panggilan akhirat, sekalipun diketahui akan makna dan hakekatnya, tetapi manusia masih saja mau meninggalkan “sholat subuhnya” demi pertandingan final sepakbola, nauzubilahi min shalik”
Lain halnya dengan seorang ibu rumah tangga yang menyewakan rumah pribadinya kepada salah satu keluarga baru yang tengah mengandung. Kesepakatan kontrak sewa yang berlangsung setahun itu disepakati dengan biaya Rp 10 juta pertahun.
Atas budi baik sang pemilik, sang penyewa bisa masuk dulu dan pembayarannya belakangan, landasannya semata-mata karena ketulusan untuk membantu dan mengharap ridho dari Allah SWT. Ironisnya, setelah setahun berlalu, pembayaran dan kesepakatan tidak dipenuhi.
Perabot rumah juga menjadi rusak dibuatnya, apalagi menjelang meninggalkan rumah, tunggakan air PAM juga belum diselesaikan, maka hal ini cocok dengan lagu Rhoma Irama “ Ter…..la…lu”
BulanRamadan yang penuh berkah, rakhmat dan ikkunminannar telah membentuk pribadi muslim untuk menerima semua kenyataan hidup ini dengan “Sabar” sebagaimana janji Allah dalam Al-Quranil Qariem, “Jadikanlah Sholat dan Sabar sebagai penolongmu”.
Dari kedua konteks diatas, dapat kita lihat dari sudut pandang seorang pekerja sosial, bahwa kalau terlambat sholat subuh atau lebih mengutamakan sepakbola daripada sholat subuh maka sesungguhnya keimanan seseorang itu masih harus dipertanyakan.
Sementara sang penyewa yang tidak mau membayar uang kontrak, ini adalah sebuah bentuk pengkhianatan dari kebaikan seseorang yang balasannya kelak adalah “Neraka Jahanam”
Semoga di sisa akhir bulan suci Ramadan 1435 H kita dapat meningkatkan pemahaman kita tentang keagaamaan dan lebih khusus, bagaimana meningkatkan tulisan dan mengisi blog setiap harinya, guna memenuhi kebutuhan para pembaca setia dari “Syakhruddin Blog”
Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadan 1435 H semoga kelak kita keluar dari bulan suci Ramadan dengan predikat sebagai hamba yang bertakwa, salamaki.