Sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia, Definisi TAPTU,merupakan bunyi trompet pada malam hari untuk memanggil pulang prajurit ke asramanya, atau dapat juga diartikan, berbaris dengan menggunakan irama musik pada malam hari sambil membawa obor.
Setiap kali peringatan Ulang Tahun Kemerdekaan, pada malam tanggal 17 dilaksanakan “Malam Taptu” dan puncak acara ditandai dengan upacara militer pada Pukul 00.00 di Taman Makam Pahlawan (TMP) di masing-masing daerah.
Khusus di Jakarta, dipusatkan di TMP. Kalibatasementara di Sulsel dipusatkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) PanaikangMakassar.
Mengenang kembali ketika masih aktif di birokrasi pemerintahan, setiap kali peringatan Ulang Tahun Kemerdekaan, maka Penulis begitu sibuk mempersiapkan segala sesuatunya yang terkait dengan rangkaian peringatan.
Di mulai saat mempersiapkan anjangsana ke rumah para Pejuang dan Perintis Kemerdekaan, mengikuti upacara Taptu di Taman Makam Pahlawan dan keesokan harinya hadir di Gubernuran dengan berbagai atribut kebesaran.
Memasuki masa purnatugas, kegiatan kami arahkan kepengabdian masyarakat. Membenahi pintu gerbang, melakukan kerja bakti dan pembersihan kawasan di Jalan Andi Tonro I Makassar, membeli dan memasang lampu hias, hingga suasana peringatan terasa begitu syahdu.
Di tengah semarak hiruk pikuk warga yang baru saja menyelesaikan ibadah puasa Ramadan 1434 H, ditandai dengan pelaksanaan Sholat Idul Fitri dilanjutkan dengan “Puasa Syawal” selama enam hari.
Alhamdulillah, atas rakhmat dan karunia Allah, Penulis akan menyelesaikan puasa Syawal di hari terakhir, tepat pada hari Sabtu 17 Agustus 2013 yang ditandai dengan “Penurunan Bendera Pusaka”.
Berkaitan dengan hal tersebut, anak sepupu dari almarhum Ibunda Sittiara Daeng Lebang, akan melaksanakan perkawinan antara EKA dan ANTO yang akad nikahnya akan berlangsung, di Jalan Kakaktua III di Samping SMA UMI Makassar.
Menjelang pelaksanaan pesta perkawinan, hadir pula di rumah kediaman, adinda Sdr.Sutatas alias Tatas dari Crew Mahkota dan Bawakaraeng di Sungguminasa.
Kehadirannya, selain untuk bersilaturahmi dengan keluarga, juga dikandung maksud untuk memperkenalkan calon isterinya yang bernama “Daeng Nisayang”
Kami larut dalam perbincangan tentang perkawinan, terlebih orang tua dari Ananda Eka yaitu Saudara Junaidi Limpo bersama isterinya. turut bertamu sekaligus mengundang secara resmi ke rumah kediamannya besok malam.
Dengan demikian,lengkaplah pembahasan, mulai dari persiapan perkawinan hingga pelaksanaan nikah, tidak ketinggalan paket dokumentasi turut disiskusikan.
Namun sang calon pengantin tentu tidak perlu mengikuti upacara TAPTU di Taman Makam Pahlawan, karena sang calon mempersiapkan diri untuk memasuki acara “Taman Surga Dunia” pasca pernikahan yang akan berlangsung, Minggu 18 Agustus 2013 Pukul 13.00 Wita.
Terkait dengan pembahasan “Taman” Penulis sudah mulai merintis dan membenahi taman di halaman rumah, setelah sekian lama tak terurus, karena kesibukan mengurus kepentingan negara.
Kali ini, taman itu sudah mulai bisa dinikmati dan suasananya seperti berada dalam sebuah kondisi alam dengan panorama yang indah.
Taman di beranda depan itu, selain ada kolam ikan, tamanan bunga yang berwarna-warni, juga dihibur dengan kicau burung yang selalu bunyi sepanjang hari, sehingga tercipta kondisi yang romantis dan membuat gemercik air yang jatuh dari bebatuan alam, mengingatkanku akan nuansa alam di Jawa Barat.
Nabiullah Muhammad SAW dalam sabdanya “Baiti Jannati”rumahku adalah sorgaku,mengacu dari konsep dan keteladanan beliau, sebagai junjungan kita, maka patutlah kiranya bila menjadikan rumah itu sebagai surga yang indah.
Salah satu faktor pendukung, buatlah keindahan dan suasana batin yang lapang, sehingga hati menjadi tenang dan damai, sebagaimana damainya para syuhada dan pejuang kemerdekaan yang telah mempersembahkan harta benda, jiwa dan raga untuk memerdekaan Republik Indonesia tercinta.
Keberhasilan para pejuang mengusir penjajah, dan pusara pejuang yang membentang dari Sabang hingga Marauke, telah mengukir sejarah yang ditulis dengan tintas emas, yaitu “Kemerdekaan”
Semoga dengan peringatan ulang tahun yang ke-68 tanggal 17 Agustus 2013, dapat berlangsung dengan lancar, dan setiap kali peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan, tentunya selalu diawali dengan “Malam TAPTU” Salamaki.