Dua hari menjelang idul fitri, kaum muslimin dan muslimat yang telah menjalankan ibadah puasa ramadan 1434 H, tentu masih punya satu kewajiban, yaitu mengeluarkan zakat fitrah, infaq, sadaqah dan sumbangan lainnya untuk pembangunan masjid maupun sarana sosial lainnya.
Ada kebahagiaan yang menyejukkan hati, ketika mengantar zakat fitrah ke rumah guru mengaji, begitu juga ketika mendatangi sanak famili yang tingkat kehidupannya masih memprihatinkan, serta memberikan sarung untuk Imam Masjid dan juru adzan (bilal), semua itu dimaksudkan agar tercipta suasana bahagia.
Senyumnya yang tulus dan doa-doanya yang makbul, membuat berlinang air mata bahagia, demikian halnya upaya untuk mentransfer kepada mereka yang perlu dukungan dan motivasi, untuk terus belajar terutama sanak famili yang masih berstatus mahasiswa, maupun seseorang yang menjadikan energi yang terbarukan, setiap kali mendapatkan sentuhan kalbu, memberi kekuatan inti yang tersembunyi dibalik hati nan tulus.
Bagi tukang yang selama ini bekerja dengan tekun, mendapatkan pembayaran khusus, “Dua kali gaji” ini juga sebuah motivasi, bahwa bekerja bersamaku tak mungkin akan kusia-siakan. Tenagamu yang terkuras pada setiap Senin hingga Sabtu, adalah buah karya yang patut mendapatkan balasan yang berlebih.
Mari kita sambut hari kemenangan itu, dengan semangat bahagia dan riang gembira. Idul Fitri telah mengantar kita untuk kembali fitrah kepada-Nya, selanjutnya kita akan menjalani masa-masa perjuangan, melawan hawa nafsu, keangkuhan intelektual dan rebutan rejeki yang terkadang kita menggunakan cara-cara yang tidak manusiawi.
Beruntung kita memiliki landasan agama yang membuat untuk tetap teguh dalam pendirian, menapaki hari-hari dengan penuh “kepasrahan” baik dalam kapasitas sebagai seorang suami maupun isteri. Di kalangan anak dan cucu, kini sudah mulai beranjak dewasa, tentunya akan memberikan kebahagiaan tersendiri, manakala mereka hadir dan memberikan pelukan mesra.
Berbagi bahagia di hari penuh kemenangan adalah Implementasi sebuah tradisi yang perlu terus dilestarikan. Kehadiran HP dan IPAD telah memperpendek jarak yang jauh, bahkan terkadang merasa begitu dekat, sekalipun raga berjauhan.
Tehnologi membuat segalanya begitu mudah dan begitu dekat, akan tetapi bila IPAD rusak, maka ada sesuatu mengganjal perasaan, ada retakan dan goresan batin yang merintih, itulah tehnologi. Maka dalam kehidupan moderen dewasa ini, perlu ada cadangan perangkat dan semua itu harus mampu diimplementasikan dalam kehidupan. Sebagaimana pesan dari seorang “Bapa Rompa” julukan dari sahabat Penulis yang sesungguhnya semua itu dimaksudkan sebagai motivasi bahkan cadangan itu memang penting.
Sementara itu, dipelbagai sudut kota, rumah-rumah pada tutup ditinggal pergi penghuninya, mereka kembali kampung halaman dan berlebaran bersama sanak famili. Kami yang ada di kota tentu bertugas menjaga keamanan kampung, Terlebih beberapa diantaranya datang melaporkan diri dalam kapasitas sebagai seorang warga di ORT 002.
Silaturahmi sebagai jembatan kasih sayang, telah berhasil memporakporandakan keangkuhan, kesombongan dan segala atribut yang bersahabat dengan syetan, karena itu kehadiran bulan suci ramadan yang diujungnya ditandai dengan pembayaran zakat, infaq maupun sedekah, mengandung maksud yang mendalam, yaitu “membagi kebahagiaan” sebagaimana judul diatas.
Selamat berhari raya Idul Fitiri, Kamis 8 Agustus 2013 kepada semua Pembaca blog yang dengan setia mengikuti goresan penaku, diiringi ucapan, minal aidin wal faizin mohon maaf lahir dan batin, salamaki.
Salam Takzim,
www.syakhruddin.com
email : syakhruddin@gmail.com
email : syakhruddin@yahoo.co.id
SMS : 081 2424 5938 PIn 2A2 FC 722