Dalam hitungan kalender bulan ramadan, maka Kamis malam 25 Juli merupakan malam ke-17 ramadan 1434 H versi Pemerintah dan malam ke-18 versi Muhammadiyah. Di Masjid Jami Al-Abrar Makassar, peringatan Nuzul Quran itu.
Tampil sebagai pembicara, Ustaz Drs.H.M.Amirullah. AR Daeng Sibali, cuplikan ceramah, dituliskan di blog ini, sebagai bahan renungan, dengan sebuah ungkapan ; terbuang sayang, terbaca ulang.
Mengawali ceramahnya, Ustaz Amirullah menegaskan, bahwa malam ini adalah, “Malam Ulang Tahunnya Al-Quran” diturunkan melalui “Malaikat Jibril”. Al-Quran adalah pedoman hidup yang mengatur manusia, mulai dari masuk kamar kecil (WC) hingga bagaimana membangun Negara.
Islam memiliki kitab suci yang usianya sudah 15 abad silam, sampai sekarang tidak ada satupun hurufnya yang berubah. Kalamullah ini diturunkan secara bertahap selama 22 tahun, 22 bulan, 2 hari sehingga digenapkan menjadi 23 tahun.
Bagi hamba yang mengikuti ajaran Al-Quranul Qariem, berarti dia termasuk orang yang selamat. Karena itu, kepada jamaah, Ustaz Amirullah meminta untuk senantiasa membaca dan membumikan “Al-Quran”dengan prinsip, lebih baik Al-Quran robek karena dibaca, daripada di bungkus emas lalu disimpan dalam laci.
Terhadap fenomena nonton televisi, Ustaz menghimbau, mengikuti ulasan dari Prof. Dr. Qurais Syihab di Metro TV yang setiap malam dipancarluaskan. Karena itu, sebaiknya di setiap rumah umat Islam, sudah ada buku tafsir, Al-Quran maupun ilmu tafsir, sehingga memudahkan untuk dipahami, diajarkan dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Namun dalam survey membuktikan, masyarakat Indonesia di kenal orang yang malas membaca. Menurut Prof. Dr.Sarwono, kalau di luar negeri di setiap ada halte ada toko buku, sehingga dalam masa penantian, waktunya digunakan untuk membaca buku.
Sementara halte di Indonesia, setiap halte di penuhi warung makan, sehingga masa penantian itu, digunakan untuk makan. Pantas saja di setiap kepanitian, yang duluan difikirkan adalah “seksi konsumsi”.
Ditambahkan pula bahwa dulu penyanyi Muchsin Alatas pernah menciptakan “Kawin Paksa” kalau dewasa ini bukan lagi kawin paksa akan tetapi “Terpaksa Kawin” tuturnya yang disambut senyum dari jamaah. Kepada para jamaah, diminta untuk senantiasa memberikan perhatian kepada anak-anaknya, terutama pada masa pacaran.
Sang Ustaz juga mengemukakan bahwa hasil penelitian Prof Muhtar Husain, sebahagian besar anak-anak Mahasiswa kita di Kota Yogya sudah tidak perawan lagi, karena itu mari kita menjaga anak dari pergaulan dan memahami Al-Quran secara kaffah.
Karena kelak di alam akhirat hanya ada dua dapil, yaitu dapil sorga dan dapil neraka. Ditambahkan, kalau masa dahulu Nabi Yusuf dipenjara dulu baru jadi Menteri, sekarang jadi Menteri dulu lalu di penjara.
Dengan nuansa peringatan Nuzul Quran 1434 H, kami mengajak hadirin untuk senantiasa menyinari rumah tangganya dengan bacaan “Al-Quran” selama bulan suci Ramadan, apalagi tahun ini, sudah dua orang Ustaz kita yang berpulang kerakhmatullah, yaitu DR.Ir.H.Fuad Rumi, seorang kiyai sekaligus wartawan serta Angregurutta K.H.Bakry Wahid dalam usia 80 tahun.
Biasanya kalau ustaz meninggal itu, lama baru ada gantinya beda dengan pejabat, baru saja meninggal sudah berjubel orang yang akan menggantikannya. Sebelum menutup ceramahnya, Ustaz Amirullah yang akrab disapa Dg. Sibali mengatakan bahwa sekarang “Setan sekarang mau pensiun dini”
Karena para pejabat kita yang dipercayakan untuk memimpin Negara, dengan berbagai fasilitas, mulai dari pakaian dinas, baju dinas, perjalanan dinas, pintu mobil dibukakan, malah masih getol korupsi.
Ini barangkali, karena pada waktu pelantikan Al-quran di taruh di bagian belakang, makanya ke depan kita merekomendasikan, kepada pejabat yang dilantik agar dibukakan “Al-Quran” didepannya, terutama Surat Al-Maidah Ayat 1 “Hai orang-orang yang beriman tepatilah janjimu.” Ungkap Amirullah mengakhiri ceramahnya.
Usai sholat tarwih dan witir berjamaah, kembali ke rumah dan menyetel siaran TVone, alangkah kagetnya karena ternyata Saudara Mario C Bernardo, anak buah dari Kantor Advokat Hotma Sitompoel tertangkap tangan dari petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pimpinan Abrham Samad.
Selain itu juga menangkap Djoni Supratman alias (DS) staf Diklat Mahmakah Agung. Dijelaskan oleh juru bicara KPK, Johan Budi bahwa pada Pukul 11.30 Wib, Djoni Supratman mendatangi Kantor Mario C Bernando (MCB) di Martapura, Jakarta Pusat.
Setelah naik kendaraan roda dua di sekitar Monas, Djoni Supratman (DS) tertangkap tangan oleh Satgas KPK membawa uang tunai Rp 80 juta dalam tas coklat, pada Pukul 11.35 Wib, tim Satgas KPK kembali mengamankan Mario C Bernando (MCB) di kantornya dan membawa ke Kantor KPK untuk menjalani pemeriksaan.
Belum selesai ulasan penangkapan, kembali TVone membahas tentang penghinaan kepada Presiden oleh Front Pembebesan Islam (FPI) yang menilai bahwa Presiden SBY kini sudah jadi pecundang, terkait dengan kasus kekerasan yang dilakukan anggota FPI di Kendal Jawa Tengah.
Kata “Pecundang” inilah yang kini menjadi topik hangat dalam peringatan Nuzulul Quran, semoga para pembaca blog ini, tidak termasuk dalam golongan orang-orang yang kalah alias “Pecundang” salamaki
Salam Takzim,
www.syakhruddin.com
email : syakhruddin@gmail.com
email : syakhruddin@yahoo.co.id
SMS : 081 2424 5938 PIN 2A2 FC 722