Kata Valentine yang dikenal dengan “Hari Kasih Sayang” konon berasal dari Bahasa Betawi (Jakarte) bukan dari Romawi.
Syahdan di zaman VOC (Verenigde Oostindische Compagnie) atau saat Penjajahan Belanda, ada seorang gadis cantik bernama “Entin Binti Suaeb”
Sebagai gadis muda, tentu menjadi buruan bagi Pemuda, sehingga tiga jejaka, diantaranya satu dari Betawi, satu dari Sunda dan satu Meneer Belanda, harus berusaha untuk menaklukkan hati sang pujaan.
Suatu ketika, di pagi hari Sabtu tanggal 13 Pebruari 1644, ketiganya bertemu di rumah si “Entin” Mereka berebut mencari simpati sang pujaan dan akhirnya terjadi pertarungan sengit diantara ketiganya.
Di tengah-tengah perkelahian itu, si “Entin”melereinya agar perkelahian segera berhenti, tetapi naas baginya, tiba-tiba si “Meneer” melepaskan tembakan, akan tetapi timah panas itu, mengenai kepala si “Entin”
Sontak warga kampung yang melihat kejadian itu lalu berteriak, PALE ENTIN BERDARAH …. Tuh Pale Entin Berdarah, tolong…toloooong.
Si ”Entin” langsung dilarikan ke rumah sakit dan keesokan harinya si “ ENTIN” pun meninggal dunia, untuk mengenang si “ENTIN” maka dibuatlah peringatan 14 Pebruari sebagai “HARI KASIH SAYANG”
Di era kekinian, kasih sayang terasa begitu langkah, ada anakis di kalangan mahasiswa yang sengaja menutup jalan utama, membuat warga kota mencari jalan lain, karena jalur jalan protokol digunakan demonstrasi untuk memprotes
Bahkan merusak rambu lalu lintas yang dibangun atas biaya Negara, dimana dananya bersumber dari pajak dan uang rakyat.
Di rumah tangga yang retak dalam jalinan pernikahan, begitu pula yang berstatus “single parent”, Kalimat kasih sayang, merupakan barang langka yang amat susah dicari, belum lagi dengan mereka yang mengejar keduniawian, memanfaatkan jabatan disaat berkuasa.
Seperti yang dialami Irjen Pol. Djoko Susilo yang terkait dengan pengadaan simulator surat izin mengemudi (SIM) Mabes Polri lalu menjalin kasih sayang dengan mantan Putri Solo tahun 2008 “Dipta Anindita” yang kini sedang jadi saksi di KPK.
Karena terkait dengan pencucian uang hasil korupsi, kasih sayang semacam ini, salah kaprah, karena bisa berada pada opini, “ada uang abang sayang tak ada uang abang di tendang”
Di Kota Makassar, toko yang menjual pernik-pernik “Valentine”semua bernuansa merah jambu (pink) mulai dari boneka, gantungan kunci bahkan baju yang digunakan berwarna “pink”
Andai saja si “Entin Binti Suaeb” masih hidup di era kekinian, maka dia hanya hanya bisa berujar, “Gong Xie Fat Cai“ ??? dan bila anda sudah siap, maka mari kita memperingati “Hari Kasih Sayang” pada hari ini Kamis 14 Pebruari 2013,
Dan jangan pernah membumihanguskan rasa kasih sayang pada dirimu, karena sesungguhnya kehadiran kita di mayapada ini adalah penyebar kasih sayang dan menjadi rakhmat bagi sekalian alam, salamaki.