SYAKHRUDDIN.COM – Suasana pagi di Kotaku Makassar berawan tipis, semilir angin menerpa jendela rumah, hingga memasuki ruang pustaka yang selama ini menjadi arena untuk menuangkan ide melalui tulisan di komputer.
Perlahan aku melangkah mengambil “BAJU KORPRI” yang selama 32 tahun, kugunakan dalam mengabdi pada Bangsa dan Negara Republik Indonesia.
Hari ini, Sabtu 2 Februari 2013 adalah saatnya kami melipat dengan baik, baju ini tak akan kami gunakan lagi, sejenak kami menatap lambing-lambangnya, “Disini ada kebanggan, disini ada aura yang terpancar, disaat Ane gunakan lengkap dengan atributnya”
Baju yang berwarna biru, kini kelihatan makin kusut, pudar seiring dengan mataku yang sedikit berkaca memandanginya, terima kasih bangsaku, terima kasih Korps yang kami cintai, hari ini Ane akan lipat untuk selamanya.”
Tak ingin berlama-lama menatapnya, apalagi seseorang yang mengetuk pintu rumah, sanak famili yang datang memberi ucapan selamat, segera ku seka mata yang memerah, sembari menyambut dengan hati riang, dua suasana yang saling kontradiksi dalam waktu sekejap.
Tak berapa lama, tiba-tiba handphone yang ada disisi meja, berbunyi. Kriiiing, Pak, kita rapat redaksi sebentar sore, tutur suara di ujung telepon, ya..siap, demikian jawabku singkat.
Seakan tak ingin berlama-lama dalam kesenduhan hati, segera kupersiapkan segala yang terkait dengan pengembangan perusahaan dibawa Yayasan Pengembangan Generasi Muda, dengan bidang utama penerbitan mingguan “Tabloid Bawa Karaeng”
Sebuah media yang terbit mingguan dan berkantor pusat di Jalan Andi Tonro Sungguminasa Kabupaten Gowa, membuka cabang di berbagai kabupaten/kota tentu termasuk di dalamnya dengan KKSS (Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan) yang ada di Jakarta.
Baju Korpri sudah terlipat, tapi semangat pengabdian tidak boleh kendur, pensiun bukan akhir dari segalanya, tapi ini adalah awal untuk membuktikan kapasitas diri sebagai seorang yang punya potensi dan sejuta talenta pengabdian demi kemaslahatan anak-anak zaman.
Busana farmalistik kini mulai tergantikan, seperti JOKOWI yang melepas atribut dan menyatu dengan warganya di Marunda, Kampung Melayu dan Penjaringan serta berbagai pelosok Jakarta yang menanti kehadirannya.
Fenomena JOKOWI kini menjadi mode pemerintahan yang “melayani” bukan untuk “Dilayani”, demikian halnya kami bersama crew Bawa Karaeng akan selalu berada di tengah warga, karena Tabloid Bawa Karaeng adalah tabloidnya masyarakat yang mau bekerja cerdas dan membawa perubahan yang berlandasan ketulusan sesuai dengan tuntunan agama yang dibawah manusia agung “ Nabiullah Muhammad SAW, “
Mari kita bangkit bersama, tinggalkan fikiran yang kurang menguntungkan dan meraih hari esok dengan “Semangat Pagi” meninggalkan fikiran yang selalu membelenggu perasaan, mengenang masa silam yang indah dan hanyut dalam mimpi-mimpi semu.
Kini saatnya kita menikmati kemerdekaan, kebebasan berekspresi dan saatnya mewujudkan mimpi indah di hari bahagia, salamaki