SYAKHRUDDIN.COM – Tulisan di blog ini kembali lagi mengunggah tentang cinta, berikut ini Puisinya ;
Apabila cinta memberi isyarat kepadamu, ikutilah dia,
Walau jalannya sukar dan curam.
Dan pabila sayapnya memelukmu menyerahlah kepadanya.
Walau pedang tersembunyi di antara ujung-ujung sayapnya bisa melukaimu.
Dan kalau dia bicara padamu, percayalah padanya.
Walau suaranya bisa membuyarkan mimpi-mimpimu bagai angin utara mengobrak-abrik taman.
Karena sebagaimana cinta memahkotai engkau,
demikian pula dia kan menyalibmu.
Sebagaimana dia ada untuk pertumbuhanmu,
Demikian pula dia ada untuk pemangkasanmu.
Sebagaimana dia mendaki kepuncakmu,
Dan membelai mesra ranting-rantingmu nan paling lembut yang bergetar dalam Cahaya matahari.
Demikian pula dia akan menghunjam ke akarmu,
Dan mengguncang-guncangnya di dalam cengkeraman mereka kepada kami.
Laksana ikatan-ikatan dia menghimpun engkau pada dirinya sendiri.
Dia menebah engkau hingga engkau telanjang.
Dia menggosok-gosokkan engkau sampai putih bersih.
Dia merembas engkau hingga kau menjadi liar
Dan kemudian dia mengangkat engkau ke api sucinya.
Semua ini akan ditunaikan padamu oleh Sang Cinta,
Supaya bisa kaupahami rahasia hatimu,
Dan di dalam pemahaman dia menjadi sekeping hati Kehidupan.
Kau hanya akan mencari kedamaian dan kenikmatan cinta.
Maka lebih baiklah bagimu,
Kalau kaututupi ketelanjanganmu,
Dan menyingkir dari lantai-penebah cinta.
Tapi tak seluruh gelak tawamu,
Dan menangis,
Tapi tak sehabis semua airmatamu.
Cinta tak memberikan apa-apa kecuali dirinya sendiri,
Dan tiada mengambil apa pun kecuali dari dirinya sendiri.
Cinta tiada memiliki,
Pun tiada ingin dimiliki;
Karena cinta telah cukup bagi cinta.
Pabila kau mencintai kau takkan berkata,
TUHAN ada di dalam hatiku,
Tapi sebaliknya, “Aku berada di dalam hati TUHAN”.
Dan jangan mengira kau dapat mengarahkan jalannya Cinta,
Sebab cinta,
Pabila dia menilaimu memang pantas,
Mengarahkan jalanmu.
Namun pabila kau mencintai dan terpaksa memiliki berbagai keinginan,
Biarlah ini menjadi aneka keinginanmu:
Meluluhkan diri dan mengalir bagaikan kali,
Yang menyanyikan melodinya bagai sang malam.
Mengenali penderitaan dari kelembutan yang begitu jauh.
Merasa dilukai akibat pemahamanmu sendiri tenung cinta;
Dan meneteskan darah dengan ikhlas dan gembira.
Terjaga di kala fajar dengan hati seringan awan,
Dan mensyukuri hari haru penuh cahaya kasih;
Kembali ke rumah di kala senja dengan rasa syukur;
Dan lalu tertidur dengan doa bagi kekasih di dalam hatimu,
Dan sebuah gita puji pada bibirmu.
Puisi Cinta Kahlil Gibran
Terbaca Ulang Terbuang Sayang
salam takzim,
www.syakhruddin@gmail.com