Menyimak fenomena alam yang mendatangkan cobaan secara beruntun di tahun baru, mulai dari banjir, angin putting beliung, tanah longsor dan abrasi pantai, yang berlangsung selama sepekan 1 s/d 6 Januari 2013 sesungguhnya merupakan ajang uji nyali bagi jiwa para relawan.
Bagi anggota Taruna Siaga Bencana (TAGANA) Sulsel yang jumlahnya sekitar dua ribuan orang, tidak seluruhnya hadir di lokasi bencana, apalagi datang berbaju biru TAGANA dan menampakkan diri ditengah masyarakat dan membantu usaha evakuasi.
Ada diantaranya memilih untuk tidur berselimut tebal di kamarnya sambil menonton televisi, adapulaa yang memilih mol dan pusat perbelanjaan, pendek kata, tidak ada perhatian untuk menolong, akan tetapi bila tiba saat penerimaan TALI ASIH Tagana, biasanya kelompok seperti inilah yang paling duluan antri di depan bendaharawan.
Kini alam mulai menyeleksi, siapa sesungguhnya RELAWAN itu, mereka yang hadir ditengah-tengah masyarakat dengan perlengkapan yang secukupnya, membantu evakuasi warga dengan rakit maupun perahu karet. Mendirikan dapur umum lapangan, melakukan pencatatan bahkan membangun tenda komando di tengah guyuran hujan lebat.
TAGANA semacam ini patut kita angkat jempol, walau dia sendiri sesungguhnya masih memerlukan pertolongan, dukungan prasarana bahkan beberapa diantara mereka masih bisa dikategorikan PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) karena belum memiliki lapangan kerja yang tetap, penghasilan yang cukup.
Tetapi apa yang membuat mereka ceria dalam pertolongan ???, ada beberapa indikator diantaranya karena rasa pengabdian semata, ada untuk mengisi naluri kemanusiaan yang membahana pada sekujur nadinya dan ada pula karena hobby untuk menolong, semua jadi padu, dan relawan semacam ini patut kita memberikan apresiasiasi.
Mereka hadir membantu karena panggilan nurani, mereka melayani dengan tulus karena memang ada kebahagiaan dalam dirinya, bilamana bisa berbagi dengan orang lain, landasan dan prinsip hidupnya, sebagaimana yang termaktub dalam Al-Quranul Kariem, “Sebaik-baik manusia adalah sejauhmana ia dapat bermanfaat bagi orang lain.”
Akhirnya, semoga peristiwa bencana yang berlangsung di awal tahun baru 2013 menjadi seleksi alam bagi seluruh TAGANA di Sulawesi Selatan, sekaligus menjadi koreksi bagi mereka yang hanya pandai menerima TALI ASIH, akan tetapi tidak pernah memberi kasih sayang dan pelayanan di tengah warga masyarakat yang membutuhkan, terlebh dalam kondisi seperti sekarang ini.
Akhirnya mari kita sesama anggota TAGANA yang tak perlu lagi diragukan pengabdiannya untuk bersama-sama menyuarakan suara lantang dan semangat pagi, seraya berteriak, ARE YOU READY ??? OR …. ORA READY, kata rekan, tutur rekan TAGANA dari Jawa Timur
Akhirnya mari kita sesama anggota TAGANA yang tak perlu lagi diragukan pengabdiannya untuk bersama-sama menyuarakan suara lantang dan semangat pagi, seraya berteriak, ARE YOU READY ??? OR …. ORA READY, kata rekan, tutur rekan TAGANA dari Jawa Timur
Pertanyaan …
Are You Ready…???
haruslah selalu ada dalam hati kita masing – masing… karena bencana bisa saja terjadi kapan saja….
Salam Tagana selalu Siap u/ Bencana…
sejujurnya sayalah bagian dari orang kalah dalam ujian karena beberapa hal yang tidak mampu saya lihat dan lakukan…., termasuk terlibat dilapangan seperti yang telah dilakukan oleh sahabat-sahabat TAGANA.
saya Sangat sepakat dengan tulisan ini. Sejatinya prinsip di Tagana seperti ini “Nasib Tagana (korps & relawan) bagaimana?, bukan Nasib saya diTAGANA Bagaimana?”. dengan demikian, semangat berrorganisasi di TAGANA tetap semangat pagi.
Alhamdulillah ini sangat memotivasi.