Dalam penanganan bencana, baik itu bencana alam maupun bencana sosial, maka peranan komunikasi merupakan urat nadi pertolongan, terutama dalam penyaluran logistik ke lokasi bencana. Kementerian Sosial R.I. melalui Direktorat PSKBA (Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam), yang dinakhodai Direktur Drs.Moch. Helmy,memutuskan untuk penggunaan anggaran tambahan APBN-P dengan mengupayakan hadirnya “Refeater Mobile” atau perangkat siaran pancar ulang yang bergerak.
Pertanyaan yang muncul kemudian, kenapa bukan stasiun yang menetap, seperti yang saat ini digunakan di Pegunungan Datara ??? Jawabannya, bahwa dengan penggunaan APBN-P ini waktunya sangat terbatas, sehingga bila menggunakan pola stasiun statis, dimana harus membangun tujuh buah refeater pada lokasi yang telah di ukur oleh tim teknis yang di pimpin Nurtang Gassing, maka itu membutuhkan waktu selama tiga bulan.
Pengadaan “Refeater Mobile” atau lebih tepat dikatakan sebagai stasiun pancar ulang yang menghubungkan server komunikasi yang ada di Pegunungan Datara Gowa atau pada server induk yang berada di Kementerian Sosial pada Posko Tagana Induk Jalan Salemba Raya No. 28 Jakarta.
Pertanyaan yang muncul kemudian, kenapa bukan stasiun yang menetap, seperti yang saat ini digunakan di Pegunungan Datara ??? Jawabannya, bahwa dengan penggunaan APBN-P ini waktunya sangat terbatas, sehingga bila menggunakan pola stasiun statis, dimana harus membangun tujuh buah refeater pada lokasi yang telah di ukur oleh tim teknis yang di pimpin Nurtang Gassing, maka itu membutuhkan waktu selama tiga bulan.
Terhitung sejak penjajakan lokasi, pembuatan dan pemasangan towerhingga penyelesaian administrasi yang terkait dengan pembangunan tower, dibutuhkan waktu yang lama, belum lagi bila terjadi kondisi alam yang kurang bersahabat pada bulan November-Desember 2012.
Sehingga apa yang di tempuh pihak Kementerian Sosial untuk memilih spesifikasi Refeater Mobile adalah sebuah langkah taktis yang layak diacungi jempol.
Sementara itu, jajaran Tagana Sulawesi Selatan yang memang sejak awal sudah mengajukan proposal dan siap untuk mensukseskan pemasangan tower,sudah jauh hari mempersiapkan bahan baku berupa besi yang akan dibentuk sebagai stasiun menetap, namun dengan kebijakan yang di tempuh saat ini, maka kemungkinan besar penganggaran lanjutannya akan dibebankan pada APBN tahun 2013.
Sementara itu, dalam suatu perbincangan lepas tentang kebutuhan dasar lainnya yang mendesak dipenuhi, khususnya dalam pengungsian korban bencana, maka keberadaan MCK Mobile atau kendaraan untuk membuang air kecil dan besar sangat dibutuhkan, sehingga penangan bencana yang berbasis masyarakat.
Bukan saja para anggota Tagana mampu menyiapkan makanan siap saji melalui DUMLAP (Dapur Umum Lapangan) akan tetapi sekaligus menyediakan MCK (Mandi Cuci Kasus) sehingga permasalahan yang terkadang amat krusial itu dapat teratasi pada kesempatan pertama.
Selain itu yang menjadi kebutuhan penunjang adalah hadirnya sepeda motor yang memiliki bak lebar, seperti “Motor Merk Kaisar” atau sejenisnya.
Kendaraan ini digunakan berbelanja di pasar sehingga tidak menggangu mobil dapur umum. Kendaraan operasional yang kami beri nama “ Motor Kaisar” ini akan lebih efektif untuk digunakan berbelanja di pagi hari di pasar terdekat atau mengantar makanan yang siap ke lokasi-lokasi pengungsian, di tunjang pula dengan sarana komunikasi yang dipasang di motor tersebut. Dengan demikian, sekali merangkuh dayung, dua tiga pula terlampaui, kata pepatah.
Sejahmana kesiapan Tagana dalam kehadiran “Refeater Mobile” di jajaran Tagana Sulsel, ini akan merupakan langkah maju kearah pelayanan yang lebih baik, lebih cepat dan terkoordinasi, semoga mimpi itu menjadi kenyataan.