Sepenggal pernyataan Kadis Sosial Ir. H. Suwandi Mahenra,M.Si pada apel pagi, Senin 22 Oktober 2012 yang meminta kepada seluruh jajarannya, agar tetap damai-damai saja dan tidak perlu kasak-kusuk dalam proses mencapai sesuatu atau mencari jabatan di birokrasi.
Jangan kita bersifat seperti Katak, yang menindis kiri dan kanan agar dia bisa melompat, atau menjadi ular yang begitu licin dalam mencari mangsa, kedua jenis reptil ini menjadi tamsil dalam dalam menyikapi sebagaian staf dijajarannya yang melakukan akrobat dalam meraih sesuatu di era yang penuh dengan intrik, terutama menjelang Pilgub tahun 2013.
Karena itu, Lanjut Suwandi, kepada segenap jajaran agar dapat menghindarkan diri dari hal-hal yang kurang menguntungkan, tutur Kadis Sosial Ir.H.Suwandi,M.Si yang tahun 2013 akan menjajal kekuatan sebagai kandidat Bupati Enrekang pasca La Tinro La Tunrung.
Kalau di masa lalu, kita kenal pertarungan antara KPK dengan Polisi yang menganalogikan laksana Cecak dan Buaya, maka tentu keduanya akan saling memangsa bilamana saling terancam, nafsu dari reptil yang telah disebutkan diatas akan saling memangsa, yang pada gilirannya bermuara pada kekuasaan dan arogansi dari sifat-sifat kebinatangan.
Seiring dengan itu, maka kehadiran bulan pengorbanan, Idul Adha 1433 H memberi sinyal kepada kita semua, sebuh perenungan untuk memotong nafsu kebinatangan yang selalu menggoda dalam setiap denyut nadi.
Keinginan untuk berkuasa dan mengorbankan orang lain, menumpuk harta dengan jalan licik dan licin laksana ular, bahkan bila perlu, sang reptile tadi bisa berupa wujud, bagaikan ular yang berkepala dua.
Di satu sisi memuji setinggi langit dan dilain kesempatan menohok dari belakang. Ini semu yang harus dibasmi dalam diri anak Cucu Adam.
Semoga momentum peringatan Idul Adha 1433 H kita dapat mengikhlaskan pengorbanan kita untuk memotong semua nafsu yang mengarah kepada sifat kebinatangan dan menghadirkan ke sanubari, semangat untuk berkorbn dan memberikan pelayanan yang tulus di tengah masyarakat yang sangat membutuhkan.
Sebagaimana yang dicontohkan oleh Gubernur DKI Jakarta yang bersedia hadir di tengah perkampungan kumuh dan meninggalkan sikap dan layanan prima dari staf mereka yang selama ini menjadi tugas dan tanggungjawabnya.
Akhirnya kami ucapkan selamt meraykan Hari Idul Adha 1433 H minal aidin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin…. Salamaki.