Benteng Somba Opu yang masuk dalam wilayah Kabupaten Gowa, namun aset yang berada di dalamnya merupakan milik Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan di kelola oleh UPTD (Unit Pelaksana Teknis Daerah) Benteng Somba Opu dengan pimpinan Andi Hasnul Hasanuddin,SH,M.Si yang juga masih terbilang dalam kerabat pejuang Andi Pangerang Pettarani.
Terpilihnya lokasi Benteng Somba Opu yang merupakan cagar budaya Sulawesi Selatan, terlebih di tempat ini terkesan tidak terurus, dimasa lalu tempat ini menjadi lokasi pameran pembangunan tingkat provinsi, beberapa rumah adat yang dibangun dengan biaya APBD kabupaten/kota terabaikan, masyarakat yang dulu dipindahkan dari kawasan ini kini secara pertahap, pelan tapi pasti akan kembali ke tempat lama dan bisa menjadi perkara baru bagi pemerintah dimasa mendatang.
Terlepas dari semua itu, sesungguhnya Benteng Somba Opu merupakan markas besar dan benteng terakhir yang diluluhlantahkan pemerintah Hindia Belanda, disini para laskar merah putih mempertahankan diri dari serangan kompeni dan para pejuang yang bertahan di parit-parit dengan semangat membaja, lebih memilih gugur sebagai kusuma bangsa dari pada lari dari gelanggang perang.
Semangat Benteng Opu diharapkan dapat mengalir dalam dada para Panitia Kemah Bhakti Tagana se-Indonesia, dengan anggaran yang minim dan keterbatasan yang ada menuntut layanan tinggi.
Benteng Somba Opu adalah simbol status perlawanan Sultan Hasanuddin, banyak benteng lainnya yang sudah dihancurkan seperti Benteng Garassi, Benteng Rotterdam atau Benteng Panyua yang sampai sekarang tetap dipertahankan dan menjadi salah satu obyek wisata yang menarik di Kota Anging Mammiri Makassar.
Di Benteng ini pulalah akan dilaksanakan Kemah Bhakti Tagana yang diikuti 22 provinsi se-Indonesia, dan acara pembukaan Tgl 21 Mei 2012 Pukul 16.00 Wita akan dibuka dengan resmi oleh Gubernur Sulawesi Selatan, ditandai dengan pemasangan sarung sutera sebagai ucapan selamat datang di Kota Makassar.
Benteng Somba Opu sebagai pertahanan terakhir ini masih nampak dengan jelas sisa-sisa pondasi benteng dan untuk menarik pariwisata maka saatnya tengah di bangun “Taman Burung” yang diprakarsai oleh salah seorang pengusaha Sulsel yang sukses Bali, kini kembali mengembangkan usahanya berupa Taman Burung dan Waterboom yang merupakan tempat wisata yang ramah di Kota Makassar.
Upaya ini perlu diberikan dukungan karena akan memberi manfaat ganda berupa, peningkatan usaha kecil dan menengah, terutama warga yang bermukim di sekitar Benteng Somba Opu akan membuka lapangan kerja, berupa jasa parkir kendaraan, penjualan souvenir serta jajanan lainnya yang mendatangkan kesejahteraan masyarakat dan menggairahkan ekonomi rakyat.
Ditempat ini terdapat sebuah tempat yang dikeramatkan oleh warga setempat, namanya “ Kuburan Marian Polong “ atau Meriam Potong, sebuah senjata yang digunakan para pejuang dimasa lalu, sebagaian pejuang yang tidak mampu tunduk pada “Perjanjian Bongaya” mereka meninggalkan tanah leluhurnya dan membantu “Teruno Djoyo” di Surabaya dan sebagian lainnya berpencar melawan dengan sistem gerilya.
Dari semangat Benteng Somba Opu Makassar, Tagana Sulawesi Selatan membangkitkan karyanya untuk menghiasi nusantara tercinta dengan berbagai aktifitas pertolongan baik dalam bentuk karya nyata pertolongan di bidang kebencanaan maupun melakukan upaya-upaya pencegahan sebagai salah satu wujud pengabdian kepada nusantara tercinta, semoga dengan pengabdian adik-adik Tagana di Sulawesi Selatan dapat MERETAS JALAN KE Benteng, dimana benteng terakhir perjalanan hidup adalah tegaknya panji-panji keimanan dan akidah dalam sanubari sebagai insan pekerja sosial yang handal.