SYAKHRUDDIN.COM – Radio pancar ulang (Repiter) Tagana Sulsel yang terletak menjulang tinggi di Pegunungan Datara terhenti mengudara akibat terjangan petir yang membahana di Pegunungan Datara, akhir bulan Februari 29/2 sekitar Pukul 15.20 waktu setempat.
Masyarakat di Kawasan Datara menyaksikan dari jauh, bagaimana dahsyatnya suara guntur yang memekikkan telinga dan kilat menyambar Repiter Tagana yang selama ini merupakan urat nadi komunikasi dan merupakan jembatan udara yang banyak memberikan dukungan dalam upaya pertolongan, perangkat ini laksana Malaikat Penolong dalam sebuah operasi pertolongan termasuk dalam komponen utama dalam setiap gladi lapang.
Musibah ini merupakan peristiwa kedua dalam sejarah pemasangan Repiter di puncak gunung, namun semangat tak pernah padam untuk terus membenahi dengan pola swadaya dari anggota, kami terus berupaya untuk menata kembali perangkat yang masih bisa digunakan dan peralatan yang sudah hancur lebur, apa boleh buat, kami harus merogoh kantong mamsing_masing untuk penggantiannya.
Satu tim kecil yang terdiri lima orang Tagana handal yang tergabung dalam SARKOM TAGANA (Sarana Komunikasi Tagana) menuju Pegunungan Datara yang dipimpin oleh Nurtang Daeng Gassing yang merupakan teknis utama di Tagana didampingi 4 orang Tagana yang selama ini berbakti di jalur komunikasi Tagana.
Setelah Nurtang Gassing membuka perangkat, menemukan kenyataan kalau peralatan itu kini hangus laksana habis kena stroom dengan tegangan tinggi, akibatnya semua remuk-redam dan tak satupun bisa digunakan, taksiran kerugian seluruhnya diperkirakan Rp 20 juta rupiah.
Adapun perangkat teknis yang mengalami kerusakan parah adalah ;
1. – Pesawat radio kenwood tipe TM 271 sebagai Reciver
2. – Pesawat radio MOTOROLA tipe GM.300 sebagai Transmiter
3. – Pesawat radio ALINCO tipe DJ 196 sebagai reciver remot control
4. – Pesawat radio ALINCO tipe DJ 195 sebagai Reciver Link Kab. Barru
5. – Card cos audio tipe MOTOROLA
6. – Power Suplay Swetccing 13,8 Voll / 25A
Kunjungan ke Datara kali ini selain mengangkut kembali peralatan yang rusak sekaligus melakukan upaya perawatan berupa penggantian Wire Sling, agar balance tower dapat terus terjaga dan tegar di atas Pebukitan Datara, laksana tegarnya anggota Tagana dalam menghadapi setiap cobaan dalam upaya pertolongan.
Kami terus akan berusaha untuk kembali membenahi dengan segala daya dan upaya yang kami miliki, Tower bisa disambar petir dan perangkat hancur, tetapi ada sesuatu yang harus tetap TEGAR, yaitu semangat membaja, yang tak pernah lapuk karena hujan dan tak lekang karena panas, Semangat Pagi Tagana adalah modal dasar yang kami miliki untuk menyingsingkan semua kendala yang menghadang dan menyelesaikan pekerjaan dengan motto, Pantang Tugas Tidak Tuntas.