SYAKHRUDDIN.COM – DATOK atau Dato’ (Nenek) adalah gambaran sosok manusia yang berusai lanjut telah menginspirasi tulisan ini, saat bangun pagi hari di Villa Bambapuang-Enrekang, sebuah panorama alam yang terukir indah, dapat dibayangkan ketika sang leluhur dahulu atau kakek-nenek kita yang berjuang dibalik pegunungan Bambapuang.
Betapa dengan ke-bersahaja-nya mereka naik-turun gunung dan secara bijaksana mereka menjaga hutan dan segala yang ada di dalamnya, memanfaatkan buah-buahan dan hasil hutan dengan penuh kearifan.
Pagi ini, sosok Sang Dato itu menjelma dalam sanubari Koordinator Tagana Sulsel, yang menginap di Villa Bambapuang Restaurant, Minggu 15 Januari 2012.
Saat Keluarga Besar Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan berkunjung ke Kabupaten Enrekang dalam rangkaian acara silaturahmi dengan tokoh masyarakat se-Kabupaten Enrekang, dibawah koordinasi Ir. Suwandi Mahendra.
Gambaran Sang Dato yang mengenakan sorban dan kacamata hitam serta alat perang yang sederhana, terinspirasi saat bangun pagi di villa itu, dimana adik-adik Tagana dengan kamera posisi ON, siap membidik dari segala arah. Ketika terbangun, saya mengenakan sorban yang selesai digunakan sholat subuh.
Sementara kacamata hitam milik Ahmad Hasanuddin, disodorkan untuk dipakai, serasa belum lengkap ditambah lagi miniatur perahu yang merupakan souvenir milik hotel seakan sebagai senjata pamungkas.
Akhirnya jadilah bahan lelucon di pagi hari, sembari menyebutku inilah “Dato dari Bambapuang “ Ya ….. ada-ada saja untuk membuat tim Tagana yang kelelahan menjadi terpingkal-pingkal, ya…. TERTAWALAH, karena sesungguhnya tertawa itu sehat.
Pesan Pendahulu
Kalau ingin jadi orang PINTAR, kau harus belajar cara bertanya dengan pintar, cara mendengarkan dengan saksama, cara merespons dengan DIAM dan cara BERHENTI BICARA saat tak ada lagi yang BISA DIKATAKAN