SYAKHRUDDIN.COM – Pada perjalanan panjang karier sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang ditempatkan di kawasan terpencil, tentu saja membawa kenangan yang sulit dilupakan.
Setelah menyelesaikan pendidikan di Sekolah Pekerjaan Sosial Atas (SPSA) Negeri Makassar, Penulis mengikuti tes penerimaan CPNS di Kota Samarinda bersama kakak kelas bernama Abdul Azis Muhaji.
Meskipun kakak kelas tersebut, bermukim di Kota Balikpapan setahun lebih awal, Penulis dan Abdul Azis Muhaji, bersamaan diterima menjadi calon PNS di Departemen Sosial pada waktu dan tahun yang bersamaan. Bahkan, nomor NIP Penulis berurutan dengan Abdul Azis Muhaji NIP. 170008453.
Singkat cerita, Penulis bergabung dengan grup baru yang dibentuk oleh Aliansyah di Tanah Grogot, dengan nama “Lansia Beriman dan Bertakwa,” dimana sebagian besar anggotanya adalah mantan CPNS tahun 1979.
Dengan Surat Keputusan yang ditandatangani oleh Kakanwil Depsos Kaltim masa itu, bernama Rustam Efendi, BA, Penulis mulai ditempatkan di Kandepsos Kabupaten Pasir di Tanah Grogot dengan gaji pokok sebesar 16.960,-, terhitung sejak 1 Juni 1979.
Bersama isteri, Penulis menuju Tanah Grogot bersama rekan-rekan yang juga dimutasi ke sana, termasuk Hanafi Abidarda, Taufik Rizal, dan Muh. Yunus. Kemudian menyusul, Sri Mulyadi dan Komaruddin juga ditempatkan disana.
Semua kami adalah pendatang baru, diharapkan akan memperkuat Kandepsos Pasir yang saat itu dipimpin oleh Bapak (Alm) Sunardi, dengan bendahara (Alm) Badwie dan Tata Usaha (alm) Aji Sayid Ali.
Sebagai pendatang baru di Tanah Grogot, kami ditampung sementara di rumah dinas yang dijadikan Tempat Penampungan Korban Kecelakaan Laut atau orang terlantar.
Karena belum ada korban, maka pegawai baru yang datang dari Kanwil Depsos Kaltim di Samarinda ditempatkan di sana. Akhirnya, dalam satu rumah, kami sepakat untuk membuat kamar masing-masing, satu kamar untuk satu penghuni.
Penulis sendiri mendapat kamar di bagian depan bersama Muhammad Yunus dari banjarmasin lokasinya samping kanan kamar depan, Taufik Rizal di belakang, dan M. Sayid Alie bersama keluarganya.
Pada tanggal 1 November 1979, anak pertama lahir dan diberi nama Lisnawati Syakhruddin. Selanjutnya, pada tanggal 3 Agustus 1982, anak kedua laki-laki lahir dan diberi nama Syawal Agussentosa.
Karena Tanah Grogot saat itu masih sangat tertinggal dari kabupaten/kota lain di Kalimantan Timur, Penulis memutuskan untuk membuka Toko Buku/Penyewaan Komik “Kho Ping Hoo” dan juga menjadi agen koran, menyediakan berbagai bahan bacaan seperti Kompas, Suara Harapan, Merdeka, dan berbagai majalah untuk para pejabat di Tanah Grogot.
Selain itu, Penulis juga membuka usaha cuci foto hitam putih dan menjadi koresponden koran lokal B/S. Jaya, yang kemudian berubah nama menjadi Kaltim Post.
Waktu terus berlalu dan masa berganti. Kepemimpinan Kakandepsos Pasir berganti. Pensiunnya Sunardi digantikan oleh Bapak (alm) Zumrodi dari Kutai di Tenggarong, beiulah yang menata pegawai untuk datang ke kantor memakai dasi, kemudian beliau dipindahkan ke Kanwil di Samarinda, dan digantikan oleh (alm) Muhammad Daud Ibrahim.
Pada masa kepemimpinan Bapak Muhammad Daud Ibrahim inilah, Penulis mengajukan permohonan untuk pindah bekerja ke Kanwil Depsos Provinsi Sulawesi Selatan di Makassar. Pertimbangannya adalah untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Setibanya di Sulsel 1 April 1985, Penulis ditempatkan di Kandepsos Kabupaten Takalar di Pattalassang, dengan perjalanan pulang-pergi dari Makassar setiap hari sejauh 45 km.
Selain itu, Penulis melanjutkan kuliah sore hari, pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesejahteraan Sosial (STIKS) di Makassar.
Dari Takalar, lalu dimutasi ke Kanwil Depsos Provinsi Sulsel dan menduduki posisi Humas dan mendapatkan tunjangan jabatan dalam kapasitas Sekretaris Korpri eselon V/a, pada masa itu.
Semangat untuk terus bersekolah terus berkobar, hingga Penulis melanjutkan pendidikan ke Universitas Hasanuddin (Unhas) program S.II. Setelah menyelesaikan studi tersebut, Departemen Sosial dihapuskan.
Ketika Departemen Sosial kembali aktif yang diprakarsi Presiden Megawati Soekarno Putri, salah satu syarat untuk menjadi Kepala Bidang adalah memiliki ijazah S.II.
Akhirnya, Penulis memenuhi syarat tersebut dan menduduki jabatan sebagai Kepala Bidang Bantuan dan Jaminan Sosial (Banjamsos) pada waktu itu. Kemudian memasuki masa Purnabakti dimulai pada tanggal 1 Februari 2013.
Alhamdulillah, setelah purnatugas, saat itu, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar membuka jurusan Kesejahteraan Sosial. Dengan harapan dari Dekan Fakultas Dakwah mengharapkan Penulis kembali ke kampus dan menyalurkan ilmunya di bidang sosial.
Sejak 1 Maret 2013 hingga saat ini, Penulis menjadi Dosen Luar Biasa (LB). Ayo, mari terus mengabdi, pantang tugas tidak tuntas.
Kilas Balik Masa di Tanah Grogot :
Ketika anak pertama lahir di tolong oleh Dr. Manthurio dari Puskesmas Tanah Grogot, untuk memanggil dokter Pukul 03.00 dinihari, menjemput pakai sepeda. Dr. Manthurio tiba, tiba dengan isterinya setelah sang isteri melahirkan, sehingga beliau datang tinggal memotong pusar sang bayi.
Tetangga yang sering datang memberi advokasi perawatan adalah Ibu Hj. Arfiaty Kasful Binti Sanusi, Lahir di Tanjung Redeb 30 November 1930 dan wafat di Tanah Grogot Jumat 22 Februari 2008, ibu yang satu ini, terbilang ibu angkat yang selalu bertandang ke rumah menemani sang isteri.
Sementara itu, aktifitas sebagai agen koran semakin berkembang, penyewaan buku-buku komik di eranya juga sangat pesat, maklum boleh dikata, kamilah orang pertama yang merintis usaha tersebut.
Untuk kelancaran pengantaran koran dan majalah, lalu menyicil sepeda motor Honda di Toko ACC Tanah Grogot yang didatangkan dari Banjarmasin, komunikasi dengan para kepala dinas, tokoh-tokoh masyarakat di Tanah Grogot terbilang akrab, maklum sering wawancara terkait dengan pemberitaan untuk koran mingguan B/S Jaya atau Kaltim Post, hingga akhirnya tiba pada keputusan, tidak ada pilihan lain, tinggalkan sumber uang dan cari ilmu pengetahuan, sebuah keputusan yang tepat, wassalam !!!
Seru sekali membaca perjalanan karier om dari awal jadi PNS hingga skrg menjadi Dosen luar biasa, Alhamdulillah.. semoga om Syakhuddin selalu diberi kesehatan dan kebahagian, Aamiin 🤲
Salam sukses selalu ananda