SYAKHRUDDINCOM – Di tengah terpaan kontroversi tentang tes wawasan kebangsaan, tim KPK tetap teguh bekerja. Operasi tangkap tangan (OTT) kembali digelar dengan menjaring seorang kepala daerah di Jawa Timur.
Dilansir dilaman detikcom, Adalah Bupati Nganjuk, Novi Rahman Hidayat, yang dikabarkan terjaring dalam OTT itu. Salah seorang sumber detikcom di internal KPK menyebutkan bila Novi diduga menerima suap terkait jual-beli jabatan di wilayahnya.
“Untuk camat Rp 100 juta, untuk staf hingga Rp 50 juta,” bisik seorang sumber detikcom, Senin (10/5/21).
Namun Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri belum memberikan respons berkaitan dengan OTT itu. Pimpinan KPK juga setali tiga uang.
Di sisi lain tersiar informasi bila Kasatgas Penyelidik dalam OTT itu adalah Harun Al Rasyid. Siapa dia?
Harun merupakan satu di antara 75 pegawai KPK yang dinyatakan tidak memenuhi syarat sebagai ASN karena disebut tidak lulus tes wawasan kebangsaan yang kontroversial itu.
Harun juga dikenal aktif di Wadah Pegawai atau WP KPK dan pernah pula menjadi Ketua WP KPK. Nama Harun juga sempat mencuat kala menjadi salah satu penggugat perihal hak angket DPR terhadap KPK tahun 2017 di Mahkamah Konstitusi (MK).
Terlepas dari itu, Harun sendiri mengakui dirinya sebagai kasatgas penyelidik dalam OTT Bupati Nganjuk kali ini.
“Insyaallah,” jawab Harun singkat kepada detikcom.
Sedangkan nama Harun yang termasuk dalam daftar 75 pegawai KPK tak lolos tes wawasan kebangsaan itu sebelumnya diamini penyidik senior KPK Novel Baswedan.
Meski KPK sampai saat ini secara resmi enggan menyebutkan siapa 75 nama itu tapi sebagian nama itu tersebar luas.
“Ya saya tahu saya dapat info soal itu dan saya yakin itu benar,” ucap Novel kepada detikcom, Kamis (6/5/21) perihal daftar nama tersebut.
Sementara itu, CNN melansir dalam pemberitaannya bahwa Tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan operasi tangkap tangan (OTT) Bupati Nganjuk, Jawa Timur berinisial NRH.
“KPK bekerja sama dengan Bareskrim Polri melakukan OTT Bupati Nganjuk,” ujar sumber tersebut kepada CNN melalui pesan tertulis, Senin (10/5/21).
Berdasarkan informasi yang dihimpun, giat tangkap tangan ini dipimpin oleh Harun Al Rasyid yang merupakan Ketua Satuan Tugas (Kasatgas) Penyelidik KPK. Nama Harun sebelumnya dikabarkan menjadi satu dari 75 pegawai komisi antirasuah yang tidak lulus tes wawasan kebangsaan (TWK).
Sementara itu, belum diketahui kasus yang menjerat Bupati Nganjuk. Pun dengan sejumlah pihak lain yang ditangkap. Berdasarkan salah satu gambar yang diterima CNN, terdapat satu ruang kerja yakni Sub Bidang Mutasi yang sudah disegel.
KPK memiliki waktu 1×24 jam untuk menentukan status hukum NRH dan pihak yang tertangkap tangan lainnya.
Plt. Juru Bicara Penindakan KPK, Ali Fikri, belum merespons konfirmasi yang telah dilayangkan melalui pesan singkat (sumberdetikcom/cnnjakarta)