SYAKHRUDDIN.COM – Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Julius Widjojono memastikan pencarian kapal selam KRI Nanggala 402 tetap mematuhi protokol kesehatan.
Dilansir dilaman CNN, Proses pencarian kapal sendiri melibatkan berbagai pihak, termasuk bantuan dari luar negeri seperti militer Singapura yang mengirimkan MV Swift Rescue, Mega Bakti milik Malaysia, kapal Ballarat dari Australia, dan juga (HMAS) Sirius milik Australia. India yang saat ini tengah disorot karena mengalami gelombang kedua penularan virus juga mengirimkan tim pencarian.
Pemerintah RI sendiri pada Kamis (23/4/21) resmi melarang kedatangan Warga Negara Asing yang datang dari India, atau yang sempat singgah di sana.
TNI menegaskan mereka tak ingin kecolongan dengan munculnya klaster Covid-19 baru di tengah pencarian KRI Nanggala yang membawa 53 orang awak kapal itu.
“Protokol, SOP untuk Covid-19 tetap berlaku di sini,” kata Julius dihubungi CNN, Sabtu (24/3/21).
Ia menegaskan pengetatan juga terus dilakukan demi menghindari paparan Covid-19, dari mulai menggunakan masker, hingga tes swab setiap kali prajurit yang membantu hendak keluar-masuk area pencarian.
“Yang naik kapal harus di-swab kemudian penyemprotan suhu, masker sudah sesuai tidak lepas karena kita gak mau kecolongan,” kata dia
Sebelumnya, saat hendak melakukan latihan penembakan torpedo di wilayah itu. Posisi kapal hingga saat ini belum bisa dipastikan.
Namun muncul dugaan kapal tenggelam hingga kedalaman 600-700 meter di bawah permukaan laut. Penyelamatan harus segara dilakukan, sebab merujuk pada pernyataan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) persediaan oksigen di dalam kapal hanya mampu bertahan hingga 72 jam (sumbercnnjakarta)