SYAKHRUDDIN.COM – Wakil Ketua Komisi IX DPR dari Fraksi Partai Golkar, Melki Laka Lena berharap vaksin Nusantara masih bisa menjadi salah satu solusi penyelesaian pandemi covid-19 di Indonesia.
Hal ini menyusul nota kesepahaman antara Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dengan Kementerian Kesehatan dan TNI AD yang sepakat menyetop uji klinis vaksin Nusantara di RSPAD Gatot Soebroto dan fokus pada penelitian sel dendritik.
“Sebuah langkah maju, langkah baik. Kita bisa melanjutkan penelitian sel dendritik atau vaksin Nusantara bisa menjadi salah satu kemungkinan penyelesaian pandemi Covid-19 di Indonesia, bahkan dunia apabila penelitian ini benar-benar seperti apa yang disampaikan peneliti,” kata Melki kepada CNN.
Berdasarkan keterangan TNI AD, penelitian sel dendritik ini bukan kelanjutan uji klinis adaptif fase I yang pernah dilakukan tim peneliti vaksin Nusantara dan tidak disetujui BPOM.
Dilansir dilaman CNN, Penelitian dilakukan untuk mengetahui sejauh mana sel denditrik yang biasa digunakan untuk penyembuhan kanker digunakan juga dalam penyembuhan covid-19.
Sementara itu, anggota Komisi IX DPR dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Rahmad Handoyo menyambut baik nota kesepahaman yang menyatakan vaksin Nusantara dilakukan guna kepentingan penelitian dan pelayanan.
“Saya hanya sambut baik kerja sama ini karena tujuan untuk pengobatan yang irisannya masing-masing pribadi. Kalau pribadi percaya silakan, tetapi ini masih dalam ranah penelitian,” ucap Rahmad.
Menurutnya, nota kesepahaman itu menunjukkan niat baik pemerintah memberikan ruang untuk proses pengendalian Covid-19 melalui pengobatan secara pribadi.
Terkait apakah kesepahaman ini jalan keluar untuk polemik vaksin Nusantara, Rahmad menilai hal tersebut tergantung pada perspektif melihatnya.
“Kalau kita melihat itu dalam rangka pengendalian jangan sampai penyakit yang sudah kena itu jangan sampai serius, kemudian dengan alternatif pengobatan ini ya kita sangat sambut baik,” ucapnya.
Sebelumnya, BPOM telah menjalin kesepahaman dalam MoU dengan Kemenkes dan TNI AD perihal nasib vaksin Nusantara yang saat ini tengah dalam proses pengambilan sampel darah relawan di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta.
Vaksin yang digagas mantan menteri kesehatan Terawan Agus Putranto itu diputuskan hanya dilakukan guna kepentingan penelitian dan pelayanan. Artinya, proses vaksin Nusantara ini bukan uji klinis vaksin untuk dimintakan izin edar oleh BPOM.
“Namanya sekarang penelitian melalui pelayanan, itu istilahnya,” kata Kepala BPOM Penny K Lukito (syakhruddin)