SYAKHRUDDIN.COM – Bisnis prostitusi di Puncak Bogor memang tidak ada habisnya. Digerebek di satu tempat, maka di tempat lainnya tumbuh. Baru-baru ini petugas kembali menggerebek praktik prostitusi di daerah tersebut.
Dilansir dilaman Tribune, Ternyata petugas menemukan fakta beberapa di antara mereka masih berusia belasan. Sebab, keberadaan PSK di Puncak sudah banyak diketahui orang. Sehingga banyak pria hidung belang yang mencari kepuasan seksual di kawasan wisata tersebut.
Apalagi menjamurnya hotel dan vila membuat PSK dengan leluasa bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada tahun 90-an lokalisasi PSK Gang Semen, Cibogo, Megamendung, menjadi tenar. Disebut Gang Semen lantaran jalan masuknya tersebut terbuat pluran semen.
Ada juga yang menyebutkan di kawasan tersebut dulunya ada pabrik semen merah, sehingga dinamai Gang Semen. Komplek Gang Semen tersebut merupakan bangunan rumah tinggal yang dibuat bertingkat dan berdempetan dan berhadapan.
Penjaga keamanan berpakaian preman dengan garang menanyakan keperluan pengunjung. Maklum takut ada petugas yang menyamar. Berbeda dengan pelanggan, mereka dapat langsung masuk dan disambut para PSK yang rata-rata sudah berdiri di tempat mereka bekerja.
Para PSK tersebut berasal dari Cianjur, Sukabumi, Kuningan dan Indramayu. Ada yang berusia remaja, muda sekira 20 tahunan ke atas dan berumur 30 tahunan. Jika tidak salah tarif PSK tersebut berkisar minimal Rp 500.000 lebih. Nilainya cukup besar pada tahun 90-an hingga tahun 2000-an.
Di lokaslisasi terbesar di Kabupaten Bogor itu juga terdapat sejumlah hotel yang dipergunakan untuk melampiaskan hawa nafsu. Pada tahun 2009 lokalisasi Gang Semen ditutup oleh Bupati Bogor, Rachmat Yasin.
Meski demikian disebutkan bahwa para PSK tersebut ada yang pindah ke Gang Sempit dan Gang Bengkel. Selain itu ada juga yang bekerja sendiri dengan memanfaatkan warga setempat mencarikan pelanggan.
Kembali Ditangkap, Penangkapan PSK di kawasan Puncak sering dilakukan. Baik itu dari Polres Bogor dan Satpol PP Kabupaten Bogor. Baru-baru ini Polres Bogor menangkap 4 PSK yang sedang melayani pria hidung belang di Vila Megamendung, Kabupaten Bogor.
Dalam penggerebekan di Vila RMI ke 4 PSK tersebut adalah LL (17 ), SH (24 ), R (20 ), IM (21), dan DPS (31). Kemudian mucikari beinisial NO (35 ) dan penjaga vila berinisial LS (33). Untuk short time, tarif PSK tersebut Rp 500.000 Sedangkan NO dan LS masing-masing mendapat keuntungan Rp 100.000,- dari setiap orangnya. Sementara PSK mendapat Rp 300.000.
“Pelaku NO sebagai mucikari mendapat pesanan dari LS sebagai karyawan penginapan tersebut. LS sendiri menawarkan kepada penyewa vila yang memesan kamar mengunakan aplikasi Red Doorz,” kata Kapolres Bogor, AKBP Harun.
Paket Kawin Kontrak, Pelayanan jasa seks komersial di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor mengalami inovasi. Para mucikari yang disebut mamih mempekerjakan anak asuhnya atau PSK dengan layanan paket.
Layanan paket tersebut mulai berkembang di tahun 2014. Layanan paket itu berupa paket kawin kontrak selama sepekan atau lebih dan short time. Untuk paket kawin kontrak tarifnya di atas 5 juta. Sedangkan short time Rp 500.000.
PSK yang mendapatkan paket kawin kontrak dapat dibawa atau diberikan tempat menetap. Jika pelanggan menyukai wanitanya, maka durasi kontraknya bisa lama. Ada yang dibelikan motor dan perhiasan.
Asal Timur Tengah, PSK di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, tidak hanya dari Cianjur, Sukabumi, Kuningan, dan Indramayu, melainkan ada juga dari Timur Tengah.
Mereka itu disebut PSK dari Maroko. Usianya juga muda. Dari usia 20 tahun hingga 30 tahun. Tapi, tarifnya sangat mahal. Sekitar Rp 5-Rp 6 juta per malam. Tarifnya mahal dinilai wajar lantaran parasnya yang cantik. Mereka umum melayani wisatawan asing yang datang ke Puncak. Tentunya juga untuk dapat merasakan layanan PSK asal Maroko tidaklah mudah. Sebab, banyak pintu yang harus dilalui (syakhruddin)