SYAKHRUDDIN.COM – Operasi pencarian korban dan serpihan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 PK-CLC memasuki hari ke-3. Hari ini Senin (11/1/21), pencarian difokuskan untuk menemukan kotak hitam pesawat. Sejak pagi hari, tim penyelam dari Kopaska, Taifib, Denjaka, dan Dislambair telah bersiap.
Dilansir dilaman CNN, Selain penyelam, TNI AL juga akan mengerahkan kapal selam tanpa awak atau remoted operated vehicle. Jumlah kapal pun hari ini akan ditambah. TNI AL mendatangkan kapal yang memiliki crane sehingga bisa mengangkut serpihan berukuran besar dari dasar laut.
Titik duga kotak hitam pesawat sriwijaya air sendiri sudah diketahui. Namun untuk menemukan dan mengangkatnya masih ada beberapa kendala. Rencananya penyelaman akan dilakukan hingga sore hari.
Sementara itu, Tragedi Sriwijaya Air SJ-182 ikut menyorot seri Boeing 737-500. Tak sedikit yang menyorot kalau pesawat Boeing seri itu sarat masalah.
Federal Aviation Administration (FAA) atau regulator penerbangan sipil di AS telah mewanti-mewanti masalah yang ada, yakni rawan mati mesin di udara.
Mengutip pemberitaan Reuters, peringatan itu disampaikan FAA pada bulan Juli 2020 lalu terhadap 2.000 pesawat Boeing 737 New Generation dan Classic yang diparkir.
Peringatan tersebut ditujukan untuk pesawat yang tidak dioperasikan selama tujuh hari berturut-turut atau lebih. Mesin pesawat yang tidak dioperasikan berpotensi mengalami korosi pada bagian air valve check.
Jika terjadi korosi, maka bagian itu harus diganti sebelum pesawat terbang. Boeing saat itu langsung meminta operator untuk melakukan inspeksi pesawat.
“Katup rawan korosi jika pesawat diparkir atau jarang digunakan karena berkurangnya jadwal penerbangan selama pandemi COVID-19,” tulis Boeing saat itu.
Pesawat Boeing 737-500 Classic yang dioperasikan Sriwijaya Air jatuh di Kepulauan Seribu Sabtu (9/1). Pesawat sebelumnya dinyatakan telah hilang kontak pada hari ini tanggal 9 Januari 2021 pukul 14.40 WIB.
Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 itu mengangkut 6 awak pesawat. Adapun rincian penumpang dalam penerbangan SJ-182 adalah 40 dewasa, 7 anak-anak, 3 bayi dan 6 awak Sriwijaya Air.
Menurut Menhub Budi Karya Sumadi menjelaskan kronologi kecelakaan pesawat. Pesawat Sriwijaya Air SJY 182 take off dari Bandara Soekarno Hatta menuju Pontianak pada pukul 14.36 WIB.
Pada pukul 14.37 WIB melewati 1700 kaki dan melakukan kontak dengan Jakarta Approach. Pesawat diizinkan naik ke ketinggian 29.000 kaki dengan mengikuti Standard Instrument Departure.
Pukul 14.40 WIB, Jakarta Approach melihat pesawat Sriwijaya Air tidak ke arah 075 derajat melainkan ke Barat Laut (North West), oleh karenanya ditanya oleh ATC untuk melaporkan arah pesawat.
Tidak lama kemudian, dalam hitungan detik, pesawat hilang dari radar. Manajer operasi langsung berkoordinasi dengan Basarnas, bandara tujuan, dan instansi terkait lainnya.
Budi turut prihatin atas kecelakaan pesawat ini. Menhub Budi mengatakan Presiden RI Joko Widodo telah memberikan arahan langsung untuk memaksimalkan upaya pencarian pesawat Sriwijaya Air.
Saat ini Kemenhub telah melakukan koordinasi dengan Basarnas, KNKT, TNI-Polri dan instansi terkait lainnya untuk melakukan upaya pencarian .
Sementara itu, TNI AL hari ini menurunkan robot bawah laut atau ‘Remotely Operated Vehicle (ROV)’. Robot ini akan mencari korban dan puing pesawat Sriwijaya Air SJ182.
Robot bawah laut atau ‘Remotely Operated Vehicle (ROV)’ diturunkan di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta (syakhruddin)