SYAKHRUDDIN.COM – Presiden terpilih Amerika Serikat Joe Biden mengumumkan sejumlah posisi penting di kabinetnya, Senin (23/11/20) waktu setempat.
Sejumlah tokoh yang ditunjuk memperlihatkan perbedaan pandangan dengan Presiden Donald Trump.
Dikutip dari AFP, ia memilih Antony Blinken, penasihat kebijakan luar negeri saat dia menjabat Wapres, untuk menjadi Menteri Luar Negeri.
Selain itu, Biden menunjuk mantan Menlu AS John Kerry sebagai utusan khusus bidang iklim.
Kerry, yang menjadi Menlu dari 2013 hingga 2017, juga akan dijadikan Anggota Dewan Keamanan Nasional, yang merupakan pertama kalinya dewan memiliki spesialis perubahan iklim.
Dilansir dilaman CNN, Nama Kerry sendiri dikenal lebih dulu sebagai penandatangan kesepakatan iklim Paris pada 2015 atas nama Amerika Serikat. Donald Trump kemudian memutuskan menarik AS dari kesepakatan iklim tersebut.
Biden juga mengorbitkan orang Latin pertama, yang merupakan pengacara kelahiran Kuba, Alejandro Mayorkas, sebagai Kepala Departemen Keamanan Dalam Negeri (Homeland Security), yang mengawasi bidang imigrasi.
Mayorkas, yang merupakan mantan Jaksa Federal, ialah Direktur Layanan Kewarganegaraan dan Imigrasi AS dan kemudian menjadi Wakil Sekretaris Departemen Keamanan Dagri di masa Presiden Barack Obama.
Trump sendiri dikritik banyak pihak terkait kebijakan imigrasinya yang hendak menyingkirkan para pendatang, terutama dari kawasan Amerika Latin. Ia juga sempat menyebut para imigran dengan ragam sebutan penjahat.
Biden melanjutkan dirinya juga memilih Avril Haines, mantan wakil direktur badan intelijen AS CIA, sebagai direktur intelijen nasionalnya. Hal itu menjadikan Haines sebagai perempuan pertama yang pernah memegang posisi tersebut.
Biden juga mengatakan bahwa diplomat Linda Thomas-Greenfield akan dicalonkan sebagai Duta Besar AS untuk PBB, dengan status sebagai anggota kabinet.
Ia kemudian mengusung nama Jake Sullivan, yang merupakan asisten keamanan Biden ketika dia menjadi Wapres, sebagai penasihat keamanan nasional Gedung Putih.
Sullivan adalah direktur Staf Perencanaan Kebijakan di departemen Luar Negeri dan Wakil Kepala Staf Menteri Luar Negeri Hillary Clinton, dan merupakan negosiator utama dalam pembicaraan awal untuk kesepakatan nuklir Iran yang ditarik oleh Trump.
Lebih jauh CNN, Berdasarkan keterangan resmi kantor Biden, semua nama-nama di atas adalah veteran pemerintahan Obama-Biden 2009-2017, dan sangat berpengalaman di bidangnya.
“Kami tidak punya waktu untuk merugi dalam hal keamanan nasional dan kebijakan luar negeri kami,” kata Biden dalam sebuah pernyataan.
“Orang-orang ini sama-sama berpengalaman dan mengalami krisis karena mereka inovatif dan imajinatif,” katanya.
Sementara itu, Trump kembali berkicau menyuarakan penolakan atas hasil pemilu lewat akun Twitter-nya, Minggu (22/11/20) tentang “sejumlah besar surat suara palsu”. Klaim itu sendiri sudah ditolak hakim di beberapa negara bagian (***)