
SYAKHRUDDIN.COM, YOGYAKARTA – Bupati Sleman Sri Purnomo menyebut, peristiwa hanyutnya siswa SMPN 1 Turi Sleman yang terjadi di Sungai Sempor merupakan kecerobohan pihak sekolah.
Sebab, kegiatan susur sungai dilakukan saat musim hujan. “Ya itu kecerobohan, artinya melaksanakan kegiatan-kegiatan di sungai pada saat musim hujan. Itu sangat berbahaya,” ujar Bupati Sleman Sri Purnomo saat ditemui di lokasi, Jumat (21/2/2020).
Menurut Bupati Sleman, di saat musim penghujan, kegiatan Pramuka bisa dilaksanakan di dalam sekolah bukan di lokasi berbahaya seperti di sungai.
“Tetapi ini mereka mengadakan kegiatan di luar lingkungan sekolah, berada di perairan. Ini kan sangat bahaya sekali,” ucapnya.
Terbukti, karena air sungai banjir mendadak, ada sebagian siswa yang dapat menyelamatkan diri. Namun, ada yang tidak mampu menyelamatkan diri. “Terbukti ada yang meninggal sejumlah enam anak,” jelasnya.
Menurut Bupati Sleman, pihaknya akan segera melakukan evaluasi agar tak ada lagi kejadian serupa yang terulang kembali. “Ini sebagai pelajaran yang sangat mahal bagi kita Kabupaten Sleman dan bagi masyarakat di mana pun berada.
Mudah-mudahan jangan sampai terulang lagi,” ujarnya. Semua kegiatan susur sungai di musim penghujan ini, lanjutnya, dihentikan sementara.
“Semua dihentikan untuk kegiatan susur sungai, kemudian kami mengingatkan mereka yang sedang melakukan penambangan,” katanya.
Diungkapkannya, tim SAR saat ini masih terus
berusaha mencari siswa yang belum diketemukan. Termasuk mengecek dirumah siswa
yang belum diketemukan. “Kita terus lanjutkan pencarian di Sungai
Sempor,” katanya
Hingga saat ini tercatat 249 siswa, dengan
rincian Kelas 7 : 124
siswa, dan
Kelas 8 : 125 siswa.
Saat ini hasil pendataan menunjukkan, selamat : 216 siswa, luka-luka 23, meninggal dunia 7 orang dan belum diketemukan sebanyak 3 siswa.
Adapun identitas siswa yang belum ditemukan yaitu ;
Yasinta Bunga (7b/Perempuan/13th) alamat Dadapan Rt.5 Rw.27, Donokerto, Turi. Ciri-ciri, dipipi ada tahi lalat, tinggi ±150cm, 40kg, kulit putih, rambut agak keriting sepinggang;
Zahra Imelda (7D/Perempuan/12th) alamat Kenteng, Wonokerto, Turi. Ciri-ciri : hitam manis, tinggi 140 cm, rambut sebahu bergelombang, agak kurus);
Nadine Fadilah (7D/Perempuan/12th) alamat Kenaruhan Rt.5 Rw.18 Donokerto, Turi. Ciri-ciri : kecil, kurus, kuning langsat, tinggi 140cm.
Terkonfirmasi sudah menjadi jenazah yaitu (1) Sovie Aulia (8C/Perempuan/15th/Klinik SWA) alamat Sumberejo Rt.22 Rw.6, Kaliurang, Srumbung, Magelang. Sudah dibawa pulang keluarga ke Magelang;
(2). Arisma Rahmawati (7D/Perempuan/13th/Klinik SWA-Pusk. Turi) alamat Ngentak Rt.2 Rw.23, Tepan, Bangunkerto, Turi. Sudah dibawa pulang keluarga;
(3). Nur Azizah (8A/Perempuan/15th/Klinik SWA) alamat Kembangarum Rt.2 Rw.30 Donokerto, Turi. Sudah dimakamkan;
(4). Lathifa Zulfaa (8B/Perempuan/15th/Pusk. Turi) da. Kembangarum Rt.4 Rw.33 Donokerto, Turi. Teridentifikasi DVI pkl.00.00 WIB;
(5) Khoirunnisa Nurcahyani Sukmaningdyah (7C/Perempuan/14th/Pusk. Turi) da. Karanggawang Rt.5 Rw.25 Girikerto, Turi. Diambil keluarga pkl. 21.00 WIB;
(6). Evieta Putri Larasati (7A/Perempuan/13th/Pusk. Turi) da. Soprayan Rt.4 Rw.19 Girikerto, Turi. Sudah diambil keluarga pkl.21.36 WIB;
(7). Faneza Dida (7A/Perempuan/13th) da. Glagahombo Rt.2 Rw.19 Girikerto,Turi.
Korban luka dilaporkan, sebanyak 23 siswa. 21 siswa rawat jalan/ pulang dan 2 siswa menjalani rawat inap di Puskesmas Turi atas nama Teta Versya dan Hapsari Teta.
Pagi hari ini, tim SAR Gabungan sedang melakukan proses pencarian sementara TAGANA Yogyakarta mengoperasikan Dapur Umum Lapangan (Dumlap) untuk para petugas dan keluarga korban yang ada di lokasi pencarian (berbagai sumber)