Kementerian Sosial merespon cepat bencana gempa bumi bermagnitudo 6,9 yang melanda Pandeglang dan sekitarnya pada jumat malam (2/8).
Setelah sebelumnya Kementerian Sosial menerjunkan personel Tagana untuk proses evakuasi, pada Sabtu siang, Menteri Sosial RI, Agus Gumiwang Kartasasmita, langsung mengunjungi lokasi terdampak di Desa Panjangjaya, Kecamatan Mandalawangi, Pandeglang, Banten.
Menteri Sosial tiba dengan didampingi Bupati Pandeglang Irna Narulita, dan Dirjen Linjamsos Harry Hikmat langsung meninjau rumah milik salah seorang warga yang mengalami kerusakan cukup berat akibat getaran gempa.
Pada kesempatan itu pula, Menteri Sosial secara simbolis menyerahkan bantuan berupa makanan cepat saji, family kit, peralatan dapur dan lain lain senilai 240 Juta rupiah kepada Pemerintah Pandeglang, untuk membantu penanganan korban gempa.
“Pemerintah ingin memastikan, warga terdampak gempa tertangani dengan baik dan mereka mendapatkan bantuan setelah bencana gempa bumi,”
kata Mensos saat meninjau rumah warga di Desa Panjang Jaya, Kecamatan Mandalawangi, Kabupaten Pandeglang, Sabtu (6/8/2019).
Mensos menemui Marsani (55) dan istrinya Salinah (50) di depan rumah mereka yang roboh.
Dihadapan Mensos, keduanya bercerita saat mengalami gempa bumi, Jumat mala
“Saya sedang bermain dengan cucu Fahri (10 bulan) lalu berlari ke luar rumah. Baru beberapa saat di teras, atap rumah mulai berjatuhan dan tembok roboh,” terang Salinah.
Marsani dan Salinah, berhasil menyelamatkan diri bersama cucu dan anak bungsu mereka Mulyawati (22).
Kini Marsani mengungsi ke rumah anak sulungnya yang berjarak beberapa meter saja dari rumahnya.
“Alhamdulillah terima kasih atas bantuan dan perhatian Pak Menteri,” tutur pria yang sehari-harinya, bekerja sebagai petani ini seraya menjabat tangan Mensos.
Dalam kesempatan tersebut, Mensos juga menyampaikan bahwa rumah yang rusak akan mendapat Bantuan Bangunan Rumah (BBR) dari Kementerian Sosial.
Bantuan ini berupa uang yang akan disalurkan secara non tunai melalui perbankan dan digunakan untuk membeli bahan bangunan rumah.
“Warga yang rumahnya rusak akan didata oleh Pemkab Pandeglang untuk mengetahui tingkat kerusakannya. Selanjutnya diajukan ke Kemensos untuk diverifikasi dan validasi sebelum bantuan ditransfer ke rekenin penerima,” terang Mensos
Berdasarkan Permensos nomor 4 Tahun 2015 tentang Bantuan Langsung Berupa Uang Tunai Bagi Korban Bencana, besarnya bantuan dibagi menjadi tiga.
Bantuan untuk rumah rusak ringan antara Rp1 juta–5 juta, bantuan untuk rumah rusak sesang antara Rp5,5 juta–10 juta. Sedangkan bantuan untuk rumah rusak berat bervariasi mulai dari Rp10,5 juta–25 juta.
Bangunan rusak ringan dengan ketentuan rumah korban bencana masih layak dihuni, tetapi perlu mendapat perbaikan.
Bangunan rusak sedang dengan ketentuan rumah korban bencana yang masih dapat dihuni dan mengalami kerusakan.
Sedangkan bangunan rusak berat dengan ketentuan tidak dapat dihuni.
Kemensos, lanjut Mensos, juga akan memberikan santunan ahli waris bagi korban bencana gempa bumi Banten yang meninggal dunia.
Data sementara terdapat 3 orang korban meninggal karena kelelahan saat proses evakuasi ke titik aman dan serangan jantung.
Besarnya santunan untuk setiap korban meninggal adalah Rp15 juta diserahkan kepada ahli waris.
Dalam kunjungan ini Mensos juga menyerahkan bantuan secara simbolis kepada Pemkab Pandeglang yang diterima oleh Bupati Pandeglang Irna Narulita sebesar Rp240.935.000.
Bantuan ini untuk korban bencana gempa bumi Banten, yang terdiri dari 500 Tenda Gulung, 500 lembar selimut, 800 makanan siap saji, 300 paket lauk pauk, 20 boks Perlengkapan Keluarga, 20 ribu bungkus mie instan.
“Kementerian Sosial sangat cepat dan tanggap dalam perlindungan korban bencana gempa bumi yang dialami sebagian warga Pandeglang.
Demikian halnya saat tsunami Selat Sunda Desember 2018 lalu. Sinergi yang baik ini sangat penting dalam mempercepat pemenuhan kebutuhan dasar bagi warga terdampak bencana,” tutur Bupati Pandeglang.
Sebelumnya, merespon cepat bencana gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,4 yang kemudian dimutakhirkan berkekuatan magnitudo 6,9, Kemensos menggerakkan Kampung Siaga Bencana (KSB) dan personel Tagana untuk mengevakuasi warga dari wilayah pesisir pantai menuju ke tempat yang lebih tinggi.
“KSB terbukti sangat efektif saat terjadi gempa. Warga bahu-membahu, mengevakuasi sesama warga desa untuk bersama-sama berlindung ke tempat yang lebih aman,” tutur Menteri Agus.
Ia menjelaskan KSB bergerak cepat membantu proses evakuasi, mengatur rute evakuasi, memastikan mereka bergerak ke titik lokasi yang aman di ketinggian, dan memberikan penyuluhan ke titik pengungsian setelah ada informasi potensi tsunami telah berakhir pada 21.35 WIB.
KSB tersebut adalah KSB Cigeulis, KSB Sumur, KSB Angsana, KSB Pagelaran, KSB Cibitung, KSB Panimbang, KSB Cibaliung, KSB Carita, KSB Sukaresmi, KSB Sidamukti dan KSB Labuan. KSB juga diperkuat Tagana Pandeglang sebanyak 200 orang.
Demikian pula, lanjut Agus, Tagana di wilayah lain yang terdampak gempa juga telah bersiaga, yakni 37 Tagana Kota Serang, 65 Tagana Kabupaten Serang, 30 Tagana Lebak, 35 Tagana Lampung Selatan, 20 Tagana Bandar Lampung, dan 25 Tagana Bengkulu.
Seperti diketahui Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan telah terjadi gempa magnitudo 6.9 pada pukul 19.03 WIB yang berlokasi 147 km barat daya Sumur, Banten. Peringatan dini tsunami yang disebabkan gempa berakhir pada pukul 21.35 WIB.